HUKAMANEWS GreenFaith - Perjuangan untuk melawan perubahan iklim tidak hanya datang dari ranah politik atau ekonomi. Komunitas religius, juga memiliki peran penting dalam upaya global ini.
Adalah gereja-gereja di Inggris yang memiliki memiliki target ambisius untuk mencapai nol karbon sebagai salah satu bentuk kontribusi mereka untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Upaya ini diwujudkan dengan melakukan perubahan mendasar dalam cara mengelola gedung, kegiatan, dan komunitas mereka.
Diakui, jalan menuju nol karbon bagi gereja-gereja di Inggris adalah perjalanan panjang dan penuh tantangan, namun sarat dengan semangat moral dan spiritual.
Gereja dan Tanggung Jawab Terhadap Bumi
Gereja-gereja di Inggris, seperti halnya di banyak tempat lain, memiliki peran moral dalam menjaga ciptaan Tuhan. Tanggung jawab ini tidak hanya berkaitan dengan kehidupan spiritual jemaat, tetapi juga tentang bagaimana mereka memengaruhi lingkungan fisik.
Perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan menuntut tindakan nyata dari berbagai pihak, dan gereja memandang ini sebagai panggilan moral untuk bertindak.
Gereja Inggris sebagai salah satu denominasi terbesar di negara itu, telah menjadi pelopor dalam kampanye keberlanjutan. Pada tahun 2020, mereka menetapkan target ambisius untuk mencapai net-zero emissions pada tahun 2030.
Hal ini mencerminkan komitmen mereka untuk menjadi bagian dari solusi global terhadap krisis iklim, dengan merangkul praktik-praktik yang ramah lingkungan dalam semua aspek operasional gereja.
Baca Juga: Benarkah DPR Setujui Mantan Narapidana Jadi Penasihat Presiden? Simak Faktanya di Sini!
Tantangan Menuju Nol Karbon
Namun, jalan menuju nol karbon bukanlah hal yang mudah. Gereja-gereja di Inggris menghadapi sejumlah tantangan besar, mulai dari bangunan yang sudah tua dan bersejarah hingga keterbatasan dana untuk melakukan renovasi besar-besaran.
Banyak gereja di Inggris yang berdiri sejak abad pertengahan, dibangun dengan teknik kuno yang tidak memperhitungkan efisiensi energi. Sebagian besar bangunan ini terbuat dari batu tebal yang sulit diisolasi, dan banyak yang masih menggunakan sistem pemanas yang tidak efisien dan boros energi.
Selain itu, gereja sering kali berfungsi sebagai pusat komunitas, dengan banyak kegiatan yang berlangsung setiap hari. Menyeimbangkan kebutuhan energi untuk kegiatan komunitas dengan upaya pengurangan jejak karbon menjadi tantangan tersendiri.