"Kita harus mulai menyampaikan gagasan yang tidak hanya informatif, tapi juga bisa membangun kerjasama dan menyentuh hati audiens," tambahnya.
Pelatihan ini bukan hanya tentang bagaimana berbicara dengan baik, tetapi juga menciptakan kolaborasi yang lebih kuat antara organisasi lintas agama dan media.
Hening Parlan, Koordinator Nasional Greenfaith Indonesia, berharap agar pelatihan semacam ini dapat terus berlanjut.
“Tantangan lingkungan kita semakin besar. Jika tidak ada sinergi antar pihak, perjuangan ini akan sulit. Media dan organisasi lintas agama harus berjalan bersama,” tegasnya.
Baca Juga: Kamera iPhone 16 Pro Bikin Fotografer DSLR Keder? Begini Cara Maksimalkan Fiturnya!
Pelatihan ini memang seolah membuka mata banyak pemimpin agama bahwa komunikasi dengan media dan publik bukan sekadar hal teknis, melainkan seni yang harus terus diasah.
Tantangan ke depan dalam isu lingkungan akan semakin rumit, dan kunci keberhasilannya terletak pada bagaimana pesan itu disampaikan dengan benar, tepat sasaran, dan membangun kesadaran.
Meskipun pelatihan ini terkesan serius, suasana tetap cair dan penuh canda. Peserta tidak hanya mendapat ilmu baru, tetapi juga pengalaman tak terlupakan.
Mereka kini lebih percaya diri menghadapi media yang kerap dipandang ‘kejam’ dalam menggali informasi.
Baca Juga: Diganjal dalam Ajang Pilkada DKI, Anies Baswedan Tak Sakit Hati, Cuma Warning Demokrasi dalam Bahaya
Namun, setelah pelatihan ini, mereka punya ‘senjata’ baru untuk menjawabnya dengan tegas, cerdas, dan tetap santai.
Jadi, siapkah pemimpin agama lintas iman ini menghadapi dunia media yang penuh tantangan? Jawabannya: Sangat siap!***