"Audiens tidak hanya mendengar apa yang Anda katakan, tetapi bagaimana Anda menyampaikannya," ujar Omar dengan penuh semangat.
Ia menekankan pentingnya body language dan penggunaan humor yang tepat.
"Jokes itu ibarat garam, kalau terlalu banyak, malah bikin hambar," tambahnya dengan sedikit tawa dari peserta.
Dengan teknik-teknik sederhana namun efektif, Omar menunjukkan bahwa public speaking bukan hanya soal berbicara, tetapi bagaimana mengelola emosi audiens dan membuat mereka merasa bahwa kita peduli.
"Ketika audiens merasa bahwa Anda benar-benar peduli, mereka akan lebih mudah terhubung dengan pesan Anda."
Setelah diberikan materi, peserta dibagi menjadi dua kelompok untuk latihan praktis.
Setiap kelompok diminta untuk mengadakan konferensi pers, simulasi yang sangat mendekati situasi nyata.
Mereka berdebat mengenai topik lingkungan yang memancing pro-kontra, dan wartawan yang melakukan door stop interview memberikan pertanyaan tanpa ampun.
Baca Juga: Gila-gilaan! iPhone 14 Turun Harga di Oktober 2024 Mulai Rp 6 Jutaan, Jangan Sampai Kehabisan!
Ini adalah kesempatan emas bagi mereka untuk menerapkan apa yang telah dipelajari.
Endang Retno Lastani, dari Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI), menyatakan kegembiraannya setelah mengikuti pelatihan ini.
“Sudah sering jadi narasumber, tapi kali ini saya merasa lebih siap dan terstruktur. Belajar menyusun pesan kunci itu sangat penting," ungkapnya.
Hal serupa diungkapkan oleh Ferry Sutrisna Widjaja, Ketua Yayasan Sahabat Lingkungan Hidup, yang menyadari pentingnya berbicara di depan publik dengan lebih strategis.
Baca Juga: Profil Cak Arlan, Cawalkot Prabumulih yang Pamer 4 Istri, Miliki Kekayaan hingga 17 Milyar!
Artikel Terkait
Krisis Iklim dan Delapan Hak Asasi Manusia yang Terancam
Fikih Transisi Energi Berkeadilan, Komitmen Muhammadiyah untuk Umat dan Keberlanjutan Bumi
Islam dan Perubahan Iklim, Jens Köhrsen: Saatnya Pemimpin Muslim dan Gerakan Hijau Bikin Gebrakan!
Inggris Akhiri Era Batu Bara, Listrik Hijau Ambil Alih! Siapkah Dunia Ikuti Jejak Berani Ini atau Tetap Nyaman dengan Polusi?
Transformasi Masjid Menjadi Pusat Gerakan Hijau, Simak Bagaimana Green Islam Bisa Selamatkan Bumi dari Krisis Iklim