HUKAMANEWS Greenfaith - Suasana Gedung TEMPO di Palmerah, Jakarta Selatan, berbeda pada Jumat, 4 Oktober 2024.
Biasanya gedung ini sepi, namun hari itu menjadi penuh sesak dengan energi positif dari 11 pemimpin organisasi berbasis keagamaan yang antusias mengikuti pelatihan khusus.
Mereka tidak hanya belajar, tapi ditantang untuk keluar dari zona nyaman mereka menghadapi media dan publik dengan lebih percaya diri.
Acara ini diselenggarakan oleh Greenfaith Indonesia, sebuah organisasi lintas agama internasional yang berfokus pada kampanye keadilan energi dan iklim.
Bekerja sama dengan Tempo Institute, mereka memberikan pelatihan yang bertujuan agar para pemimpin agama lebih siap menghadapi wawancara media, sebuah keterampilan yang semakin penting di era digital ini.
Dalam pelatihan ini, para peserta diberi pemahaman mendalam tentang dunia media, khususnya bagaimana cara menghadapi wartawan yang seringkali dikenal ‘licik’ dalam menggali informasi.
Praga Utama, jurnalis investigasi dari TEMPO, memandu sesi ini dengan menekankan pentingnya menyusun pesan kunci.
Ini bukan sekadar menghafal jawaban, melainkan memahami esensi dari informasi yang akan disampaikan.
"Pesan yang kuat bukan hanya informatif, tapi mampu menggerakkan aksi. Jangan sampai jawaban kita berputar-putar," jelas Praga.
Peserta belajar bagaimana mengidentifikasi tipe-tipe wartawan dan pertanyaan mereka yang kerap bersifat jebakan.
Pesan kunci harus singkat, jelas, dan sesuai dengan inti masalah. "Jangan terlalu panjang, wartawan bukan teman curhat," katanya dengan nada sedikit bercanda.
Pada sesi berikutnya, Omar Danishwara, seorang trainer public speaking profesional, menantang peserta untuk memahami cara mempengaruhi audiens.