HUKAMANEWS 1000 CAHAYA — Di tengah ancaman krisis iklim yang kian nyata, langkah-langkah kecil yang lahir dari gerakan perempuan menjadi semakin berarti. Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Jepara menegaskan komitmennya memperkuat peran perempuan dalam menjaga bumi dan menumbuhkan kesadaran mitigasi bencana, melalui kegiatan Triwulan yang digelar Ahad (5/10/2025) di SMA Muhammadiyah Mayong.
Acara yang diikuti sekitar 100 peserta ini menghadirkan unsur pimpinan cabang ‘Aisyiyah (PCA), Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB), Majelis Ekonomi se-Kabupaten Jepara, jajaran PDA, hingga perwakilan Nasyiatul ‘Aisyiyah. Sejak pagi, suasana penuh semangat terlihat ketika para peserta berdiskusi tentang isu-isu lingkungan dan peran perempuan dalam pengurangan risiko bencana.
Sesi pembukaan diawali laporan Ketua PCA Mayong, Barokah, disusul sambutan Ketua PCM Mayong, Faozan, dan Ketua PDA Jepara, Umi Kulsum. Ketiganya menekankan pentingnya kolaborasi lintas majelis dan lembaga dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.
Perempuan Sebagai “Cahaya” dalam Efisiensi Energi
Dalam sesi utama, Wakil Ketua PDA Jepara sekaligus Koordinator Bidang LLHPB, Deny Ana I’tikafia, memaparkan program kerja lembaganya yang terbagi dalam dua divisi: Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana.
“Divisi Lingkungan Hidup fokus pada Gerakan Muhammadiyah Peduli Sampah (GMPS), program Tanam Pohon Sistem Pola Asuh, dan sosialisasi efisiensi energi,” ujarnya.
Menurut Deny, efisiensi energi bukan sekadar langkah teknis, tetapi juga gerakan moral dan spiritual.
“Perempuan ‘Aisyiyah harus menjadi pionir efisiensi energi. Seperti 1000 cahaya, jangan mengutuk kegelapan—jadilah cahaya itu sendiri. Sebagai ibu penjaga bumi, kita harus memberi contoh agar krisis iklim dapat diredam,” katanya penuh semangat.
Program 1000 Cahaya adalah gerakan kolektif yang diluncurkan oleh Muhammadiyah pada Mei 2024 untuk mengajak seluruh elemen organisasi, termasuk sekolah, pondok pesantren, dan masjid, berpartisipasi aktif dalam mengatasi krisis iklim dan mendukung transisi energi bersih. Tujuan dari gerakan ini untuk mendorong aksi nyata pengurangan emisi dan dampak buruk perubahan iklim, sekaligus membekali masyarakat dengan pemahaman tentang kelestarian lingkungan dan tanggung jawab sosial.
Sementara itu, Divisi Penanggulangan Bencana berfokus pada pembentukan dapur umum, layanan psikososial, serta penguatan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).
Dalam momentum Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Oktober ini, Deny menekankan pentingnya sinergi lintas majelis, terutama lewat program Tanam Pohon Sistem Pola Asuh dan Gerakan Lumbung Hidup (GLH) yang menggabungkan ketahanan pangan dan ekonomi berbasis komunitas.
Sinergi untuk Ekonomi Hijau dan Keluarga Tangguh
Dua pejabat Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Aneka Usaha Jepara, Wike Dwi Utomo (Direktur Utama) dan Nur Kholis (Direktur Umum), turut hadir memberi perspektif kolaboratif antara sektor publik dan organisasi perempuan.
“Program tanam pohon bukan hanya wujud ketahanan pangan, tetapi juga langkah menuju ketahanan ekonomi keluarga. Hasilnya bisa menjadi tambahan penghasilan bagi ibu-ibu ‘Aisyiyah,” ujar Wike.
Artikel Terkait
Hijau dari Lorong Patangpuluhan, Cara Unik Muhammadiyah Gerakkan Warga Menyelamatkan Bumi
Semangat Aisyiyah Nguter: Dari Infak hingga Gerakan Menjaga Bumi
Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Banten Galang Komitmen Penyelamatan Lingkungan
Perempuan Tangguh Aisyiyah Jepara Warnai World Clean Up Day di Pantai Bandengan
Perempuan ‘Aisyiyah Jadi Garda Depan Gerakan Energi Berkelanjutan
GreenFaith Indonesia Calls for a Moral Interfaith Voice at the Bangkok Climate Action Week