Perempuan ‘Aisyiyah Jadi Garda Depan Gerakan Energi Berkelanjutan

photo author
- Rabu, 1 Oktober 2025 | 15:24 WIB
Sesi Tanya Jawab Peserta Setelah Penyampaian Materi dalam acara Green Hero di Lantai 2 Gedung Pimpinan Wilayah Muhammadiyah 'Aisyiyah Jawa Timur yang berada di Surabaya, pada 30 September 2025.
Sesi Tanya Jawab Peserta Setelah Penyampaian Materi dalam acara Green Hero di Lantai 2 Gedung Pimpinan Wilayah Muhammadiyah 'Aisyiyah Jawa Timur yang berada di Surabaya, pada 30 September 2025.

HUKAMANEWS 1000 Cahaya – Gerakan hemat energi tak melulu soal teknologi canggih. Ia bisa dimulai dari rumah, dari langkah kecil yang dilakukan setiap hari, dan dari tangan-tangan perempuan.

Pesan itu mengemuka dalam Pengajian Tematik Green Hero yang diselenggarakan Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) ‘Aisyiyah Jawa Timur bersama Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Muna Barat, Selasa (30/9/2025).

Bertema “Energi Berkelanjutan untuk Masa Depan”, acara yang berlangsung hybrid di Gedung PW Muhammadiyah–‘Aisyiyah Jawa Timur dan melalui Zoom Meeting ini menghadirkan setidaknya 190 peserta. Antusiasme itu memperlihatkan kepedulian warga ‘Aisyiyah terhadap isu energi dan lingkungan.

Baca Juga: Eks Intel Bongkar Carut-marut Pemutusan Pendamping Desa: Dari Surat Partai hingga Kritik Pedas untuk Menteri Yandri

Perempuan sebagai Agen Perubahan

Ketua PW ‘Aisyiyah Jawa Timur, Dra. Rukmini Amar, M.AP., mengingatkan bahwa penghematan energi bisa lahir dari kebiasaan sederhana.

“Semoga kegiatan ini bisa menghasilkan pembiasaan untuk melakukan hemat energi. Efisiensi energi mudah dilakukan dari rumah dan memberikan keuntungan, baik secara sadar maupun tidak,” ujarnya.

Menurut Rukmini, isu energi bukan hanya tentang keterbatasan sumber daya, tetapi juga perubahan pola pikir.

“Jika setiap keluarga membiasakan hemat energi, dampaknya bukan hanya pada pengurangan biaya, tetapi juga pada kesadaran ekologis masyarakat,” tambahnya.

Dalam forum itu, sorotan penting juga diarahkan pada peran perempuan. Dra. Miftachul Djannah, M.M., anggota LLHPB Jawa Timur sekaligus alumni ToT 1000 Cahaya, menegaskan bahwa perempuan berada di garis depan dalam isu energi.

Baca Juga: Rp100 Ribu Sehari untuk Guru, Tambal Sulam Distribusi MBG atau Titip-titip Honor Baru?

“Perempuan mempunyai posisi strategis dalam penyelamatan lingkungan karena mereka adalah pengguna energi sekaligus memiliki akses menuju energi bersih,” ungkapnya.

Bagi Miftachul, keterlibatan perempuan bukan pelengkap, melainkan fondasi. Mereka adalah penggerak di keluarga sekaligus motor perubahan sosial di komunitas.

Energi Surya sebagai Jalan Keluar

Sementara itu, Wakil Direktur 1000 Cahaya, Sudarto M. Abukasim, mengajak Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah mengambil langkah nyata memanfaatkan energi terbarukan.

“Amal usaha Muhammadiyah membutuhkan biaya listrik cukup besar. Karena itu, mari bersama menghadirkan terobosan baru untuk menekan penggunaan energi, baik melalui langkah sederhana maupun dengan memanfaatkan potensi energi surya,” katanya.

Energi surya, lanjut Sudarto, bisa menjadi strategi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang makin menipis.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Banjir Sumatra dan Krisis Moral Ekologis Bangsa

Sabtu, 6 Desember 2025 | 22:05 WIB

Tragedi Sumatera, Ketika Kesucian Alam Dipertaruhkan

Kamis, 4 Desember 2025 | 14:07 WIB
X