Aksi tersebut menjadi titik awal dari berbagai kebijakan lingkungan yang lebih serius dan menjadi tonggak berdirinya gerakan ekologi modern.
Dari sinilah Hari Bumi terus berkembang hingga kini dirayakan oleh lebih dari 190 negara setiap tahunnya, menjadikannya sebagai simbol solidaritas global.
Tema Hari Bumi Sedunia 2025: "Kekuatan Kita, Planet Kita"
Peringatan Hari Bumi tahun ini mengangkat tema Our Power, Our Planet, yang dalam bahasa Indonesia berarti “Kekuatan Kita, Planet Kita”.
Tema ini menggarisbawahi bahwa setiap orang memiliki kontribusi penting dalam menjaga bumi.
Dari rumah tangga sampai tingkat komunitas, setiap aksi kecil memiliki dampak jika dilakukan secara kolektif.
Kegiatan-kegiatan yang digencarkan tahun ini mencakup pengurangan emisi karbon, pengelolaan limbah plastik, pelestarian hutan, hingga edukasi lingkungan bagi generasi muda.
Fokus utamanya adalah menciptakan gaya hidup berkelanjutan yang tidak hanya baik bagi lingkungan, tetapi juga bagi kualitas hidup manusia.
Dengan semangat tema tersebut, kamu bisa mulai dari hal sederhana: mengurangi plastik sekali pakai, mematikan lampu saat tidak digunakan, atau ikut gerakan menanam pohon di lingkungan sekitar.
Aksi Nyata, Bukan Sekadar Seremonial
Peringatan Hari Bumi bukanlah selebrasi yang hanya bertahan satu hari.
Ia merupakan panggilan agar kamu ikut andil dalam perubahan jangka panjang yang lebih berkelanjutan.
Di tengah ancaman nyata seperti kenaikan suhu global, cuaca ekstrem, dan kepunahan spesies, sudah saatnya kita berhenti menunda.
Artikel Terkait
Sangurejo dan Revolusi Hijau dari Mimbar, Ketika Framing Agama Jadi Motor Aksi Lingkungan
Tanpa Teknologi, Masyarakat Adat Ternyata Punya Cara Ampuh Jaga Bumi, Saatnya Kita Belajar dari Mereka untuk Solusi krisis iklim
Krisis Iklim Bikin Kesehatan Mental Terancam, Anak Muda dan Petani Jadi Kelompok Paling Rentan
Perbedaan Adaptasi vs Mitigasi Perubahan Iklim, Beda Tipis Tapi Dampaknya Bisa Menyelamatkan Hidup
Bandung Macet Makin Parah Bukan Takdir! Transportasi Publik Berkeadilan Bisa Cegah Krisis Iklim, tapi Siapa yang Peduli?