HUKAMANEWS Greenfaith - Perubahan iklim bukan hanya soal naiknya permukaan laut atau cuaca ekstrem yang makin sering terjadi.
Di balik data dan grafik iklim yang kian mengkhawatirkan, ada realitas yang sering luput dibicarakan, yakni bagaimana perempuan, terutama perempuan pesisir, menjadi kelompok yang paling terdampak secara langsung.
Kondisi geografis mereka yang berada di garis depan perubahan iklim membuat perempuan pesisir tidak hanya menanggung dampak alamiah, tapi juga tekanan sosial dan ekonomi yang kian berat.
Dalam banyak kasus, peran mereka yang tak tergantikan di ranah domestik dan produktif justru menjadikan mereka kelompok yang paling rentan.
Lantas, bagaimana cara kita bisa membantu mereka, bukan hanya bertahan, tapi juga berdaya dalam menghadapi krisis iklim ini?
Temuan dari riset Kota Kita pada 2023 menegaskan bahwa perempuan pesisir memikul beban ganda akibat krisis iklim.
Di satu sisi, mereka dituntut tetap menjalankan tugas rumah tangga seperti mengurus anak, memasak, hingga menjaga rumah saat suami melaut.
Di sisi lain, mereka juga ikut menopang ekonomi keluarga dengan bekerja sebagai buruh pabrik, pengupas kerang, pedagang pasar, hingga pengolah ikan.
Saat banjir rob datang atau tanah mulai tergenang, perempuan sering kali berada di posisi paling rentan.
Baca Juga: Mengapa Perempuan Paling Terdampak Perubahan Iklim? Ini Alasannya yang Jarang Disorot
Mereka harus memikirkan keselamatan diri dan anak-anak, sambil tetap memastikan rumah tangga tetap berjalan dalam kondisi darurat.
Ini bukan hanya tentang cuaca yang ekstrem, tapi tentang sistem yang belum cukup kuat memberi perlindungan dan ruang bagi perempuan pesisir untuk bisa hidup layak dan aman.
Menurut data, sekitar 70% masyarakat Indonesia hidup di wilayah pesisir.
Banyak dari mereka menggantungkan hidup pada laut, baik melalui perikanan maupun sektor lain yang berbasis kelautan.
Artikel Terkait
Nuzulul Quran dan Pesan Al-Qur'an, Kenali Istilah Ekologis yang Bisa Ubah Cara Kita Menjaga Bumi
Mengenal Santo Fransiskus dari Assisi, Ajarannya Tentang Alam Bisa Ubah Cara Pandangmu Tentang Lingkungan Hidup
Saatnya Masjid Jadi Garda Terdepan Aksi Iklim, Gerakan Hijau Dimulai dari Sini
Sangurejo dan Revolusi Hijau dari Mimbar, Ketika Framing Agama Jadi Motor Aksi Lingkungan
Tanpa Teknologi, Masyarakat Adat Ternyata Punya Cara Ampuh Jaga Bumi, Saatnya Kita Belajar dari Mereka untuk Solusi krisis iklim