HUKAMANEWS - Perubahan iklim bukan cuma soal naiknya suhu bumi atau cuaca ekstrem yang makin sering terjadi.
Di balik semua itu, ada satu kelompok yang paling terdampak tapi seringkali luput dari sorotan: perempuan.
Kamu mungkin belum menyadari, tapi dalam banyak situasi bencana atau krisis lingkungan, perempuanlah yang menanggung beban paling berat.
Bukan karena mereka lemah, tapi karena peran dan tanggung jawab sosial yang melekat pada mereka membuat posisi mereka jadi lebih rentan.
Hal ini bukan sekadar pendapat tanpa dasar. Melansir unggahan akun Instagram @planindonesia, data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), perempuan punya keterlibatan yang sangat dekat dengan alam, terutama dalam pengelolaan air, energi, dan pangan untuk kebutuhan rumah tangga.
Saat alam terguncang akibat perubahan iklim, otomatis urusan domestik yang jadi tanggung jawab mereka pun ikut terguncang.
Misalnya, ketika krisis air bersih melanda sebuah wilayah akibat kekeringan panjang, perempuan dan anak perempuan lah yang biasanya harus berjalan lebih jauh untuk mendapatkan air.
Beban ini tentu berdampak besar, baik secara fisik maupun psikologis.
Tak cuma itu, sekitar 80 persen dari total populasi yang tergusur dan mengungsi karena perubahan iklim ternyata adalah perempuan.
Baca Juga: Perbedaan Adaptasi vs Mitigasi Perubahan Iklim, Beda Tipis Tapi Dampaknya Bisa Menyelamatkan Hidup
Fakta ini menunjukkan bahwa perempuan menghadapi risiko yang jauh lebih tinggi saat terjadi bencana lingkungan seperti banjir, longsor, atau kekeringan.
Sayangnya, dalam kondisi darurat, akses perempuan terhadap bantuan dan perlindungan juga jauh lebih minim dibanding laki-laki. Ini menciptakan ketimpangan yang makin memperburuk situasi mereka.
Perempuan muda dan anak perempuan juga termasuk yang paling terdampak.
Mereka bukan hanya kehilangan tempat tinggal atau akses pendidikan, tapi juga menghadapi potensi eksploitasi dan kekerasan dalam situasi pengungsian atau krisis.
Artikel Terkait
Danau Singkarak, PLTS Terapung Terbesar Sumatra yang Memicu Kontroversi
Gerakan Puasa Energi di Bulan Ramadan Berhasil Hemat 59.063 Jam & Selamatkan Puluhan Juta Rupiah
Nuzulul Quran dan Pesan Al-Qur'an, Kenali Istilah Ekologis yang Bisa Ubah Cara Kita Menjaga Bumi
Mengenal Santo Fransiskus dari Assisi, Ajarannya Tentang Alam Bisa Ubah Cara Pandangmu Tentang Lingkungan Hidup
Saatnya Masjid Jadi Garda Terdepan Aksi Iklim, Gerakan Hijau Dimulai dari Sini