Berapa Banyak Lagi Nyawa Anak yang Harus Hilang di Lubang Tambang? Saatnya Pensiunkan Tambang Demi Masa Depan!

photo author
- Senin, 2 September 2024 | 06:00 WIB
Pensiunkan tambang demi masa depan anak cucu kita! Jangan tunggu korban berikutnya jatuh ke dalam lubang maut tambang. (Instagram @greenfaith / HukamaNews.com)
Pensiunkan tambang demi masa depan anak cucu kita! Jangan tunggu korban berikutnya jatuh ke dalam lubang maut tambang. (Instagram @greenfaith / HukamaNews.com)

HUKAMANEWS Greenfaith - Tambang, industri yang sering dianggap sebagai motor penggerak ekonomi, ternyata menyimpan ancaman besar bagi masa depan kita.

Sadar atau tidak, setiap kali kita menggali tanah untuk menambang, kita sebenarnya sedang menyiapkan 'perangkap maut' bagi generasi mendatang.

Data dari Jaringan Tambang (Jatam) Kalimantan Timur menunjukkan fakta mengerikan: sejak 2011 hingga Mei 2024, sudah 47 anak menjadi korban lubang tambang yang dibiarkan menganga tanpa perawatan yang memadai.

Baca Juga: Keren, Pindad Siapkan Mobil yang Bakal Digunakan Sri Paus Fransiskus Selama Berada di Indonesia

Bayangkan, 47 nyawa yang seharusnya masih bisa bermain, belajar, dan bermimpi, kini hilang sia-sia.

Lubang-lubang tambang yang tidak dikelola dengan baik tidak hanya sekadar menyisakan bekas galian, tetapi juga menyisakan luka yang mendalam.

Bayangkan, setiap kali ada anak yang jatuh ke dalam lubang tambang, ada keluarga yang kehilangan harapan.

Baca Juga: Rahasia Suhu AC Paling Dingin Biar Rumah Sejuk Maksimal Tanpa Bikin Dompet Kering!

Ada orang tua yang harus menanggung kesedihan mendalam karena kehilangan anak mereka dalam tragedi yang sebenarnya bisa dihindari.

Apakah kita benar-benar rela menambah daftar panjang korban ini hanya demi keuntungan ekonomi jangka pendek?

Mari kita bermain angka sejenak. Hingga 2024, jumlah korban anak yang tewas di lubang tambang mencapai 47 orang.

Baca Juga: Demi Akses Mudah, KAi Sediakan Ekskalator di Area Pasar Senen Jakarta

Artinya, setiap tahun, setidaknya ada tiga atau empat anak yang kehilangan nyawa akibat kelalaian kita dalam mengelola tambang. Apakah ini harga yang pantas untuk membayar kemajuan?

Apakah benar kita ingin terus menutup mata terhadap fakta mengerikan ini?

Setiap nyawa yang hilang adalah pengingat keras bahwa ada yang salah dengan cara kita menjalankan industri tambang di Indonesia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kazuki Rahmadani

Sumber: instagram @greenfaith.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Banjir Sumatra dan Krisis Moral Ekologis Bangsa

Sabtu, 6 Desember 2025 | 22:05 WIB

Tragedi Sumatera, Ketika Kesucian Alam Dipertaruhkan

Kamis, 4 Desember 2025 | 14:07 WIB
X