Data Energi AS: Stok Turun Tapi Harga Tak Naik
Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun 6,86 juta barel menjadi 416 juta barel pada pekan yang berakhir 24 Oktober 2025.
Angka itu jauh di bawah ekspektasi pasar yang hanya memperkirakan penurunan sekitar 211 ribu barel.
Biasanya, penurunan stok yang signifikan dapat mendorong harga naik.
Namun kali ini, pengaruh data tersebut tertahan oleh kekhawatiran geopolitik dan spekulasi tambahan pasokan dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+).
OPEC+ Dijadwalkan Gelar Pertemuan Awal November
Fokus utama investor kini tertuju pada pertemuan OPEC+ yang dijadwalkan 2 November 2025.
Aliansi produsen minyak global itu disebut akan membahas penambahan pasokan sekitar 137.000 barel per hari untuk Desember 2025.
Jika benar terealisasi, langkah tersebut berpotensi menekan harga minyak dunia lebih dalam hingga akhir tahun.
Beberapa analis memperkirakan harga minyak Brent bisa tergelincir ke kisaran US$62 per barel jika OPEC+ memutuskan peningkatan produksi tanpa disertai kenaikan permintaan global yang seimbang.
Selain itu, musim dingin di belahan bumi utara juga akan menjadi faktor penting yang memengaruhi permintaan energi.
Baca Juga: KPK Serahkan Aset Rp27,6 Miliar ke Pertamina, Ternyata dari Kasus Lama yang Nyaris Dilupakan!
Sentimen Pasar: Waspada Tapi Optimistis
Meski harga minyak dunia melemah, sebagian analis menilai kondisi ini bisa menjadi peluang bagi negara importir, termasuk Indonesia.