Penurunan harga minyak mentah dunia akan menekan biaya impor energi, memberikan ruang bagi stabilitas harga BBM domestik, dan menjaga defisit neraca perdagangan tetap terkendali.
Di sisi lain, jika ketegangan dagang AS–China kembali meningkat, bukan tidak mungkin harga minyak akan berbalik naik karena spekulasi pasokan global yang terganggu.
Investor pun memilih menunggu arah jelas dari pertemuan Trump–Xi di Korea Selatan, yang diyakini menjadi penentu tren energi global untuk kuartal terakhir 2025.
Baca Juga: Raja Charles Diduga 'Bisiki' Trump, Sikap AS ke Rusia Langsung Berbalik 180 Derajat
Harga Minyak Masih di Zona Waspada
Hingga akhir Oktober, harga minyak dunia tercatat sudah turun lebih dari 3% dibanding bulan sebelumnya.
Pasar masih dibayangi banyak ketidakpastian, mulai dari kebijakan perdagangan, produksi OPEC+, hingga kondisi ekonomi global yang melambat.
Bagi pelaku industri dan investor energi, beberapa pekan ke depan akan menjadi periode krusial untuk menentukan strategi.
Jika pembicaraan AS–China menghasilkan kesepakatan konkret, bukan tak mungkin harga minyak kembali stabil di atas US$65 per barel.***
Artikel Terkait
Stabilisasi Harga Minyak Goreng Selama Ramadan dan Lebaran 2024, Komitmen Pemerintah Untuk Kesejahteraan Rakyat
Konflik Iran-Israel dan Dampaknya pada BUMN, Erick Thohir Dorong Uji Stres untuk Antisipasi Kenaikan Harga Minyak
Tenang! Pertamina Pastikan Harga BBM Non-Subsidi Tetap Stabil di Juni 2024 Meski Harga Minyak Dunia Naik
Jelang Ramadhan Harga Minyak Goreng Melonjak, Mentan Ancam Pedagang Nakal, Harga di Atas HET Bakal Disegel
Serangan AS ke Iran Picu Harga Minyak Meroket, Selat Hormuz Diambang Ditutup, Indonesia Terancam Guncang