bisnis

Shutdown Pemerintah AS Bikin Dolar Melemah, Pasar Saham Justru Menguat

Kamis, 2 Oktober 2025 | 12:00 WIB
Grafik pergerakan dolar AS melemah saat shutdown pemerintah. (HukamaNews.com / Canva)

Shutdown Pertama dalam 7 Tahun: Politik Buntu, Ekonomi Tertahan

Shutdown pemerintah AS kali ini terjadi setelah Senat gagal menyetujui rancangan pengeluaran jangka pendek yang seharusnya menjaga operasional pemerintah hingga 21 November. Akibatnya, sebagian besar lembaga pemerintah berhenti beroperasi.

Ini adalah shutdown pertama dalam hampir tujuh tahun, mencerminkan kebuntuan politik antara Kongres dan Gedung Putih.

Kondisi tersebut berpotensi menghambat kinerja ekonomi AS, menunda publikasi data penting, dan pada akhirnya memperbesar risiko perlambatan ekonomi global.

Baca Juga: Ketika Finansial dan Spiritual Menyatu dalam Genggaman, Sebuah Pengalaman Inspiratif Bersama BSya

Bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, ketidakpastian ini bisa memunculkan dua sisi mata uang: rupiah berpotensi menguat jika dolar terus melemah, tetapi volatilitas pasar juga bisa meningkat jika investor global mencari aset safe haven seperti emas.

Wall Street Menguat, Investor Lirik Saham Kesehatan dan Teknologi

Meski dolar tergelincir, bursa saham AS justru mencatat penguatan. Dow Jones Industrial Average naik 43,21 poin atau 0,09 persen menjadi 46.441,10. S&P 500 menguat 22,74 poin atau 0,34 persen, sementara Nasdaq Composite melesat 95,15 poin atau 0,42 persen ke 22.755,16.

Kenaikan ini didorong lonjakan saham-saham besar, seperti Merck & Company Inc yang naik 7,38 persen, Nike Inc yang terbang 6,48 persen, serta Lithium Americas Corp yang melesat 23,3 persen.

Di New York Stock Exchange, jumlah saham yang naik hampir dua kali lipat lebih banyak dibanding yang turun, dengan rasio 1,92 banding 1. Volume perdagangan juga tercatat tinggi, mencapai 19,79 miliar lembar saham.

Baca Juga: Di Balik Protes Hotman Paris yang Merugi Buntut Dana Segar Rp200 Triliun di Bank Himbara, Ada Strategi Menkeu Purbaya Turunkan Bunga

Imbas ke Indonesia: Sentimen Rupiah dan IHSG

Bagi Indonesia, dinamika ini perlu dicermati secara serius. Ketika dolar melemah, rupiah biasanya mendapatkan angin segar. Namun investor di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga akan tetap waspada terhadap volatilitas global.

Sejumlah analis lokal memperkirakan, IHSG bisa menguat terbatas jika capital inflow asing masuk ke pasar saham Indonesia. Namun, ketidakpastian politik di AS bisa memicu aksi wait and see, terutama bagi investor jangka pendek.

Dengan kondisi ini, Bank Indonesia (BI) kemungkinan akan lebih berhati-hati dalam mengelola stabilitas rupiah. Investor domestik juga disarankan untuk tetap memantau arah kebijakan The Fed dan potensi dampaknya terhadap pasar Asia.

Halaman:

Tags

Terkini