bisnis

Gegara Masuk BRICS Tarif AS ke Indonesia Naik Tajam, Sri Mulyani: Indonesia Tetap Netral dan Terbuka

Rabu, 9 Juli 2025 | 16:00 WIB
Trump ancam tarif 42 persen ke Indonesia karena dukung BRICS, Sri Mulyani jawab santai dan tegaskan posisi netral RI. (Kemenkeu / HukamaNews.com)

HUKAMANEWS - Hubungan dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat kembali memanas setelah Presiden AS Donald Trump mengeluarkan pernyataan kontroversial soal tarif resiprokal.

Trump mengancam akan memberlakukan tambahan tarif 10 persen kepada negara-negara yang dianggap mendukung kebijakan anti-Amerika dari aliansi ekonomi BRICS, termasuk Indonesia yang baru saja bergabung.

Tak hanya itu, produk Indonesia kini dikenai tarif hingga 32 persen, tertinggi dibanding negara Asia Tenggara lain seperti Malaysia (25 persen) dan Vietnam (20 persen).

Trump juga mengisyaratkan kemungkinan menaikkan tarif menjadi 42 persen apabila Indonesia memberlakukan tarif balasan terhadap produk AS.

Baca Juga: Meski Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Menurun, Kepala PCO Hasan Nasbi Optimis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Masih Cukup Tinggi

Pernyataan Trump ini memicu banyak perhatian karena dianggap berlebihan dan agresif secara diplomatik.

Meski tekanan dari Washington terus berdatangan, Menteri Keuangan Sri Mulyani tetap merespons dengan sikap tenang.

Ditemui di Kompleks Parlemen Jakarta, Rabu (9/7/2025), Sri Mulyani menegaskan bahwa hubungan Indonesia dengan AS masih berjalan secara seimbang dan profesional.

Menurutnya, kerja sama dengan Amerika Serikat tidak hanya soal perdagangan, tetapi juga investasi dan strategi yang saling menguntungkan.

Sri Mulyani turut menegaskan bahwa sebagai negara nonblok, Indonesia tetap membuka diri untuk menjalin kerja sama dengan berbagai negara.

Baca Juga: Besar Pasak daripada Tiang Gambaran APBN 2025, Defisit Hingga Rp 662 Triliun, Sudah Efisiensi Sana Sini Pemasukan Negara Jeblok

“Indonesia tetap berkomitmen menjaga hubungan internasional yang berlandaskan pada prinsip kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial,” ujarnya.

Pernyataan ini muncul tak lama setelah surat resmi dari Trump kepada Presiden Prabowo Subianto beredar luas di media sosial.

Dalam surat tersebut, Trump menegaskan bahwa angka 32 persen itu masih belum cukup untuk menyeimbangkan defisit perdagangan AS dengan Indonesia.

Trump bahkan mengultimatum, apabila Indonesia berani menaikkan tarif balasan, maka AS akan langsung menggandakan tarif yang sudah dikenakan.

Halaman:

Tags

Terkini