HUKAMANEWS - Berakhirnya diskon tarif listrik disebut Badan Pusat Statistik (BPS) memicu terjadiny inflasi pada Maret 2025 melonjak diangka 1,65 persen secara month-to-month (mtm). Angka ini naik dibandingkan Maret 2024, sebesar 0,52 persen.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah menyatakan, kelompok pengeluaran yang paling besar menyumbang inflasi pada Maret 2025 adalah kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, dengan inflasi sebesar 8,45 persen dan andil inflasi 1,18 persen.
Komoditas penyumpang inflasi tertinggi adalah tarif listrik. Pasalnya, diskon tarif listrik yang diberikan pemerintah berakhir pada 28 Februari 2025.
Baca Juga: IHSG Melemah, Pasar Masih Tunggu kelanjutan Perang Tarif Impor AS - China
"Komoditas yang dominan mendorong inflasi kelompok ini adalah tarif listrik dengan andil inflasi sebesar 1,18 persen," kata Habibullah dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa , 8 April 2025.
Komoditas lain yang menyumbang inflasi adalah bawang merah sebesar 0,11 persen, cabai rawit 0,06 persen, daging ayam ras sebesar 0,03 persen, dan emas perhiasan 0,05 persen.
Ia menjelaskan, ada anomali yang terjadi pada momen Ramadan dan Lebaran lalu. Biasanya, tarif transportasi menjadi penyumbang inflasi karena harganya naik.Namun pada Maret 2025, kelompok harga transportasi justru mengalami deflasi.
“Kelompok transportasi mengalami deflasi 0,08 persen, didorong oleh penurunan tarif angkutan udara yang menyumbang deflasi 0,04 persen,” ujarnya.
Sementara secara tahunan (year-on-year), BPS mencatat inflasi sebesar 1,03 persen. Penyumbang terbesar inflasi tahunan adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau, dengan inflasi 2,07 persen dan andil 0,61 persen.
Sedangkan yang menjadi kontributor utama inflasi dalam kelompok tersebut adalah cabai rawit, bawang merah, dan mi instan.
Baca Juga: Siap-siap Antre! Infinix Note 50s 5G Plus Bakal Meluncur dengan Teknologi Harum yang Bikin Penasaran
“Secara year-on-year pada Maret 2025 terjadi inflasi sebesar 1,03 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,13 pada Maret 2024 menjadi 107,22 pada Maret 2025,” tuturnya.
Tapi jika dilihat secara tahunan, kelompok perumahan dan listrik memberi andil deflasi sebesar 0,74 persen.