bisnis

Pembekuan Sementara Perdagangan Akibat Penurunan IHSG, Anggota DPR Langsung Sidak Datangi Gedung BEI

Selasa, 18 Maret 2025 | 20:50 WIB
Kehebohan Bursa Efek Indonesia membuat lembaga DPR turun tangan, mendatangi gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (18/3)

Baca Juga: Infinix Xpad GT Resmi Bocor! Tablet Gaming 8GB RAM Ini Siap Guncang Pasar, Lebih Kencang dari Pendahulunya?

"Covid 19 aja gak begini, Danantara tololkah."

Bahkan akun X Konsisten6966, "Kembali di mata Presiden Republik Indonesia Bapak Haji @prabowo Subianto, Rakyat Hanyalah Pelengkap Dlm Tatanan Negara."

"Mereka Hanya Koar" Saat Kampanye Saja

"Rakyat Di Suguhkan MACAM RUU TNI
ANJLOK BURSA EFEK INDONESIA"

"Jelang Lebaran 2025 PHK Meledak"

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Budi Frensidy menyatakan bahwa perlu kesediaan investor dalam negeri untuk menjadi market maker maupun liquidity provider demi memperbaiki kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Ia menuturkan bahwa peran market maker maupun liquidity provider tersebut bisa dijalankan oleh institusi-institusi dalam negeri yang mengelola dana dalam jumlah besar.

Baca Juga: Penerimaan Pajak Naik, Mampukah Pasar saham Memberikan Respon

“Yang utamanya diperlukan (untuk memperkuat kondisi IHSG) adalah investor institusi dalam negeri yang mengelola dana besar untuk bersedia menjadi market maker atau liquidity provider,” ucap Budi Frensidy.

Ia mengatakan bahwa institusi nasional yang dimaksud misalnya perusahaan asuransi sosial seperti BPJS Ketenagakerjaan yang tercatat memiliki dana kelolaan sekitar Rp800 triliun, serta lembaga pengelola dana pensiun berskala nasional seperti TASPEN dan dana pensiun BUMN.

Market maker atau pembuat pasar adalah pihak yang membeli dan menjual aset keuangan untuk menjaga kestabilan dan likuiditas pasar saham. Sementara liquidity provider berperan sebagai katalisator likuiditas pasar dengan memfasilitasi transaksi terhadap instrumen yang dapat diperdagangkan.

Selain itu, Budi juga meminta pemerintah untuk mempertimbangkan kembali program-program yang memberatkan kondisi fiskal negara dan keuangan BUMN.

Baca Juga: Jadi Tim Underdog, Rafael Struick Yakin Raih Kemenangan Lawan Australia

“Pemerintah jangan terlalu ambisius dengan proyek-proyek yang kurang realistis dan sangat memberatkan fiskal dan juga BUMN,” ujarnya.

Halaman:

Tags

Terkini