Pernyataan Presiden Prabowo yang menyebut saham sebagai bentuk perjudian telah memicu reaksi negatif dari pasar.Pasar modal sangat bergantung pada kepercayaan investor, dan pernyataan semacam ini dapat menimbulkan ketidakpastian yang berujung pada aksi jual besar-besaran.
Selain itu, sejumlah kebijakan juga dianggap berpengaruh terhadap sentimen pasar termasuk di antaranya penghapusan pencatatan utang program, yang memunculkan kekhawatiran terhadap transparansi dan kesehatan keuangan perbankan nasional, terutama bagi bank yang memiliki eksposur besar terhadap kredit UMKM.
Ditambah lagi dengan kebijakan penghapusan utang UMKM, investor semakin khawatir akan dampak jangka panjangnya terhadap profitabilitas bank.
Pasar juga bereaksi terhadap rencana pembentukan 80.000 koperasi desa melalui skema pendanaan sebesar Rp400 triliun dari bank BUMN.
Investor melihat potensi risiko kredit macet yang tinggi dari program ini, yang dapat semakin membebani sektor perbankan nasional.Jika tidak ada mekanisme mitigasi risiko yang jelas, hal ini bisa berpotensi mengganggu stabilitas sektor keuangan dalam jangka panjang.***