HUKAMANEWS - Berdasarkan pantauan Bisnis, nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS pada layanan Google Finance terpantau mengalami penurunan drastis hingga 50,04%.
Penurunan tersebut membuta Rupiah berada di angka Rp 8.170 terhadap dolar AS.
Dikutip dari akun X Bisnis.com, pada Sabtu (1/2), adapun pada layanan finansial seperti Tradingview, nilai tukar Rupiah berada di angka Rp 16.294 terhadap dolar AS.
Dari akun X inilahcom, kehebohan melanda dunia maya setelah Google mencatat nilai tukar 1 USD ke IDR tiba-tiba anjlok ke Rp 8.170 pada 1 Februari 2025.
Padahal, sehari sebelumnya Bank Indonesia melaporkan kurs rupiah masih di Rp 16.340 per USD.
Apakah ini hanya error sistem Google atau ada sesuatu yang lebih besar terjadi?
Dikutip dari akun X Zulfikar Akbar, "ikut kaget dapat kabar USD anjlok, senang rupiah menguat."
"Ngecek berita terbaru dan BCA sepertinya Google sedang pusing."
Anjloknya nilai rupiah ini pun trending di akun media sosial X.
Sementara pengamat pasar uang Ariston Tjendra menyatakan bahwa pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi persepsi pasar yang menilai Federal Reserve (The Fed) tidak akan pangkas suku bunga untuk sementara waktu.
"Pasar melihat Bank Sentral AS tidak akan memangkas suku bunga untuk sementara waktu karena potensi kenaikan inflasi akibat kebijakan kenaikan tarif impor Trump," kata Ariston, di Jakarta, Jumat.
Sejak Presiden AS Donald Trump terpilih, kebijakan tarif seringkali memberikan sentimen positif terhadap dolar AS dan mempengaruhi pelemahan rupiah.
Trump diperkirakan menerapkan tarif 25 persen pada impor dari Kanada dan Meksiko mulai Sabtu (1/2) ini, dengan potensi tarif tambahan pada barang-barang China sebesar 10 persen.