HUKAMANEWS - Indonesia telah berkembang menjadi pasar yang menjanjikan bagi industri ride-hailing atau ojek online (ojol).
Beberapa tahun yang lalu, pasar ojol di Indonesia sempat ramai dengan pemain lokal maupun dari luar negeri.
Banyak pemain lokal mencoba peruntungan di sini pada awal kemunculannya. Ada yang bertahan, namun tidak sedikit perusahaan ojol yang tutup buku alias gulung tikar dengan cepat.
Sebut saja Uber, salah satu pemain besar transportasi online yang akhirnya harus angkat kaki dari Indonesia bahkan Asia Tenggara pada 2018.
Merangkum dari berbagai sumber, berikut ini daftar perusahaan transportasi online yang tutup buku alias gulung tikar di Indonesia:
- Uber: Kehilangan Jejak di Indonesia
Salah satu pemain besar, Uber, harus angkat kaki dari Indonesia pada tahun 2018. Bisnis mereka dijual ke Grab, mengakibatkan banyak mitra pengemudi Uber beralih ke platform Grab atau Gojek.
Baca Juga: Dinas Kesehatan Kota Semarang Sebut Gunakan Wolbachia Lokal
- Call Jack: Pertarungan Sengit di Yogyakarta
Call Jack, sebagai aplikasi ride-hailing lokal dari Yogyakarta, berusaha bersaing dengan Gojek dan Grab selama lima tahun. Namun, persaingan sengit membuat Call Jack harus menyerah dan mengalami kebangkrutan.
- LadyJek: Keberhasilan Sementara yang Meredup
LadyJek, identik dengan warna pink dan menjadi salah satu ojol pertama dengan pengemudi wanita, mengalami kesuksesan sementara.
Kekurangan dana membuat mereka harus menutup layanan ojol khusus bagi penumpang wanita.
Baca Juga: Ribuan Sampah Baliho Kampanye Pemilu 2024 menumpuk di Kota Salatiga
- OjekArgo: Bisu Sejak 2017
OjekArgo, berbeda dengan ride-hailing lain, memungkinkan pelanggan menggunakan layanannya tanpa mendaftar. Sayangnya, OjekArgo tidak aktif sejak tahun 2017.
- Blujek: Saingan Besar yang Tak Bertahan
Sebelum bangkrut, Blujek menjadi saingan terbesar Grab dan Gojek. Konflik tarif membawa mereka ke titik tidak dapat beroperasi, menyisakan desas-desus tentang kerugian dalam perselisihan tarif.