Keadilan Fiskal dan Martabat Demokrasi

photo author
- Senin, 8 September 2025 | 11:00 WIB
Dr. Pieter C Zulkifli, SH. MH.
Dr. Pieter C Zulkifli, SH. MH.

Baca Juga: Main Domino Bareng Azis Wellang, Menteri Karding Ikuti Jejak Raja Juli Lakukan Klarifikasi

Pada akhirnya, keadilan fiskal bukan sekadar urusan angka dalam APBN. Ia adalah soal martabat demokrasi. Demokrasi akan kehilangan jiwa bila pejabat terus mempertahankan privilese yang menjauhkan diri dari rakyat.

Momen krisis hari ini seharusnya menjadi titik balik. Jika pejabat berani memangkas hak istimewa mereka sendiri, bukan hanya rakyat yang akan merasa terobati, tetapi juga demokrasi akan kembali bernyawa. Luka rakyat hanya bisa sembuh dengan keberanian elite mereformasi dirinya.

Sebab, demokrasi sejati lahir bukan dari janji, melainkan dari kesediaan pejabat merasakan hal yang sama dengan rakyat: sama membayar pajak, sama menanggung beban hidup, dan sama tunduk pada hukum.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Sumber: OPINI

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Membenahi Gagap Nalar Peradilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:37 WIB

Bandara IMIP dan Hilangnya Kedaulatan Negara

Kamis, 27 November 2025 | 15:06 WIB

Rapuhnya Integritas “Wakil Tuhan di Muka Bumi”

Senin, 27 Oktober 2025 | 10:00 WIB

DPR dan Mutu Rendah Legislasi

Senin, 13 Oktober 2025 | 07:00 WIB

Jalan Terjal Mengembalikan Akal Sehat Kekuasaan

Senin, 6 Oktober 2025 | 12:00 WIB

“Mental Stunting” Pejabat

Sabtu, 13 September 2025 | 09:00 WIB

Keadilan Fiskal dan Martabat Demokrasi

Senin, 8 September 2025 | 11:00 WIB

Menyulam Tenun Kebangsaan, Menjaga Indonesia

Rabu, 3 September 2025 | 22:00 WIB
X