oase

Ini Dalil-dalil yang Memperkuat Syariat Puasa Tasu'a dan Asyura dan Makna yang Terkandung di Dalamnya

Jumat, 4 Juli 2025 | 21:40 WIB
Puasa Tasu'a dan Asyura merupakan amalan sunnah yang memiliki keutamaan dalam Islam (Ist)

HUKAMANEWS - Puasa Tasu'a dan Asyura merupakan amalan sunnah yang memiliki keutamaan dalam Islam.

Kedua puasa ini dilakukan pada tanggal 9 dan 10 Muharram, Sabtu dan Minggu (5-6 Juli).

Mari kita telusuri dalil-dalil yang menjadi landasan disyariatkannya puasa ini serta makna yang terkandung di dalamnya.

Pertama, mari kita simak sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Sayyidah 'Aisyah r.a.:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ قُرَيْشًا كَانَتْ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ ثُمَّ أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِصِيَامِهِ حَتَّى فُرِضَ رَمَضَانُ وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ شَاءَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ [متفق عليه]

"Dari 'Aisyah r.a., bahwa orang-orang Quraisy pada zaman Jahiliah biasa berpuasa pada hari Asyura. Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan untuk berpuasa pada hari tersebut, hingga diwajibkannya puasa Ramadan."

Setelah itu, Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang ingin berpuasa pada hari Asyura, silakan berpuasa dan barang siapa yang tidak ingin, silakan berbuka." (Muttafaq'alaih)

Hadis ini menunjukkan bahwa puasa Asyura memiliki akar tradisi yang sudah dikenal sejak zaman Jahiliah, yang kemudian disyariatkan oleh Rasulullah SAW sebelum kewajiban puasa Ramadan ditetapkan.

Baca Juga: Menbud Fadli Zon: Peristiwa Kelam Rudapaksa Etnis Tionghoa dalam Tragedi 98 Tak Akan Dihapus dalam Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

Setelah Ramadan menjadi puasa wajib, puasa Asyura berubah menjadi sunnah, memberikan kebebasan kepada umat, untuk memilih melaksanakannya atau tidak.

Selanjutnya, dalil lain yang memperkuat anjuran puasa Asyura datang dari Salamah Ibn al-Akwa' r.a.:

عَنْ سَلَمَةَ بْنِ اْلأَكْوَعِ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أَمَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلاً مِنْ أَسْلَمَ أَنْ أَذِّنْ فِي النَّاسِ أَنَّ مَنْ كَانَ أَكَلَ فَلْيَصُمْ بَقِيَّةَ يَوْمِهِ وَمَنْ لَمْ يَكُنْ أَكَلَ فَلْيَصُمْ فَإِنَّ الْيَوْمَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ [رواه البخاري]

"Dari Salamah Ibn al-Akwa' r.a., bahwa Nabi SAW memerintahkan seseorang dari Bani Aslam, untuk mengumumkan kepada masyarakat,

"Barang siapa yang sudah terlanjur makan, hendaklah ia berpuasa pada sisa hari itu, dan barang siapa yang belum makan, hendaklah berpuasa, karena hari ini adalah hari Asyura." (HR al-Bukhari)

Halaman:

Tags

Terkini

Jukung Julak: Rumah Makan yang Menyimpan Ribuan Doa

Rabu, 19 November 2025 | 20:13 WIB

Soal Gelar Pahlawan Soeharto, Saya Berbeda Pandangan

Minggu, 9 November 2025 | 06:05 WIB

45 Tahun WALHI: Gerakan Tanpa Kultus

Jumat, 17 Oktober 2025 | 15:38 WIB

Ketika Para Ibu Sudah Turun ke Jalan

Senin, 31 Maret 2025 | 13:18 WIB