Baca Juga: PGI Tolak Mengelola Tambang, Berbeda dengan Muhammadiyah dan NU
Tukang bubur yang sebelumnya diam, tiba-tiba nyletuk dengan kalimat agak beda:
“Mereka punya utang di bank yang dicicil kadang minta keringanan lagi. Kita para pedagang nggak punya utang, ya kan Mang...”
“Nah, itu dia... ini yang paling penting ya Jang.... dalam hidup ini sebaiknya kita bebas dari utang! Emang enak punya utang? Kagak! Saya téh meriang dan susah tidur kalau hidup punya utang.”
Obrolan terhenti, saya harus bergegas membawakan belanjaan istri saat keluar dari toko.***
Artikel Terkait
Ruang Ikhlas dalam Harapan, Sebuah Refleksi Hidup
Jauhi Orang Toxic, Lindungi Jiwamu
Menemukan Kekuatan dalam Keikhlasan dan Pasrah
Berhentilah Menunggu, Percayakan Segalanya pada Semesta
Menjaga Vibrasi Positif dan Keyakinan di Tengah Badai
Kekuatan Sejati Lahir dari Ujian Terberat
Mengapa Ada Konflik (atas nama) Agama
Beragama: Memperebutkan Klaim Kebenaran vs Menghormati Perbedaan