HUKAMANEWS - Di balik citra tegas seorang anggota Brimob, tersembunyi sosok yang penuh kelembutan dan kepedulian. Bripka Ristomo (47), anggota Brimob Polda Metro Jaya, telah mengabdikan dirinya bukan hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai guru ngaji bagi puluhan anak kampung di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Dengan ketulusan hati, ia bersama istrinya membuka teras rumahnya untuk menjadi tempat belajar Al-Qur’an, tanpa memungut biaya sepeser pun.
Awalnya, Bripka Ristomo melihat anak-anak sekitar rumahnya sering bermain tanpa arah. Tergerak oleh keinginan untuk memberikan sesuatu yang lebih bermanfaat, ia mulai menggelar buku-buku Iqro dan Al-Qur’an di teras rumahnya.
Lambat laun, semakin banyak anak yang tertarik untuk belajar, hingga kini jumlah mereka mencapai sekitar 80 anak.
Baca Juga: Menjawab Krisis Iklim, Ketika Komunitas Muslim Lokal Menjadi Garda Terdepan Gerakan Lingkungan
Demi memastikan pembelajaran berjalan dengan baik, Ristomo membagi sesi mengaji menjadi dua kelompok: anak-anak kelas IV SD ke bawah mengaji seusai salat Asar hingga Magrib, sementara anak-anak kelas V ke atas belajar setelah Magrib. Dengan beralaskan karpet dan meja kecil, suasana rumahnya berubah menjadi tempat penuh kehangatan dan ilmu.
Dedikasi Bripka Ristomo tak hanya tercermin dari waktu yang ia luangkan, tetapi juga dari keikhlasannya untuk tidak menerima bayaran.
Para orang tua sempat berinisiatif memberikan uang atau sembako sebagai bentuk terima kasih, namun ia dengan lembut menolaknya. Bahkan, ketika ada yang memberinya makanan, ia memilih membagikannya kembali kepada anak-anak yang belajar di rumahnya.
"Kami ingin melakukan ini dengan ikhlas. Ini bagian dari panggilan jiwa," ujarnya dengan rendah hati.
Baca Juga: PP Muhammadiyah Tetapkan 1 Maret 2025 Sebagai 1 Ramadhan 1446 Hijriah Awal Bulan Puasa
Banyak warga awalnya merasa segan dengan Ristomo karena profesinya sebagai anggota Brimob, yang sering dikaitkan dengan ketegasan. Salah satu orang tua murid, Rara Elmi, mengaku awalnya takut, namun pandangannya berubah setelah mengenal sosoknya lebih dekat.
"Beliau kan polisi, pada takut. Tapi ternyata bapak lembut, mengayomi, dan mengajar dengan hati," ungkap Rara.
Ristomo ingin menunjukkan bahwa seorang polisi tidak hanya bertugas di lapangan, tetapi juga bisa bermanfaat di lingkungan sekitar. Ia berharap kehadirannya bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat dan rekan-rekannya sesama aparat keamanan.
Misi Menghidupkan Nilai Keagamaan di Tengah Gempuran Teknologi
Di era digital ini, anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu dengan gawai dibandingkan belajar agama. Ristomo berusaha mengubah kebiasaan itu dengan menghadirkan suasana belajar yang menyenangkan di TPA Mar’atus Tsaniyah, tempat belajar informal yang ia dirikan.
Artikel Terkait
Profil Meutya Hafid, Siap Perkuat Kabinet Prabowo-Gibran di Posisi Menkominfo, Inilah Jejak Kariernya yang Begitu Cemerlang
Resmi Menyandang Gelar Doktor, Inilah Perjalanan Inspiratif Bahlil Lahadalia, dari Sopir Angkot Hingga Jadi Menteri
Profil Mayor Teddy Indra Wijaya, Dari Ajudan Prabowo Hingga Sekretaris Kabinet, Sosok Militer Muda Berprestasi
Hening Parlan, Merajut Keimanan dan Keberlanjutan Lingkungan untuk Selamatkan Bumi
Aiptu Pudjo Hartono Personil Polres Semarang, Contoh Jadi Polisi Bisa Bermanfaat Untuk Kemanusiaan
Profil Liang Wenfeng, Pendiri Sekaligus Sosok Visioner di Balik Kesuksesan DeepSeek AI