Komisaris Jenderal (Purn) Mohammad Jasin: Bapak Brimob, Penumpas Separatisme

photo author
- Jumat, 1 Juli 2022 | 07:30 WIB
Komisaris Jenderal (Purn) Mohammad Jasin, mendapat julukan Bapak Brimob dan Penumpas Separatisme
Komisaris Jenderal (Purn) Mohammad Jasin, mendapat julukan Bapak Brimob dan Penumpas Separatisme

Pada 9 Mei 1962, Daud Beureueh dan ribuan pengikutnya menyatakan kembali ke pangkuan NKRI.

Baca Juga: Polri Gandeng KPU dan Bawaslu Amankan Pemilu 2024

Selain itu, dalam kurun waktu yang kurang lebih sama, Jasin juga dikirim ke Indonesia bagian timur untuk menuntaskan urusan terkait Republik Maluku Selatan (RMS) yang diproklamirkan pada 25 April 1950.

Duta Besar Tanzania

Karier polisi Jasin mulai meredup setelah terjadinya peristiwa Gerakan 30 September (G30S) 1965. Ia memang amat mengagumi Sukarno, namun Jasin tidak pernah sejalan dengan orang-orang PKI.

Situasi ini menjadi bumerang baginya. Jasin pun “dibuang” jauh ke Afrika sebagai Duta Besar Tanzania sejak 1967. Jasin pulang ke tanah air ketika pemerintahan Sukarno telah berakhir, digantikan oleh Soeharto.

Pada masa Orde Baru ini, Jasin aktif di pemerintahan dan sempat menjadi anggota MPR-RI periode 1972-1977. Rezim demi rezim ia lalui. Dari masa Sukarno, kemudian zaman Orde Baru yang dikuasai Soeharto, selanjutnya era reformasi, bahkan hingga lumayan jauh setelah itu.

Baca Juga: Pelaku Pelecahan Seksual Tak Boleh Lagi Naik Kereta Api

Moehammad Jasin akhirnya tutup usia pada 3 Mei 2012, dalam usia 92 tahun.

Tiga tahun berselang, pada tanggal 5 November 2015, Moehammad Jasin mendapatkan gelar Pahlawan Nasional.

Jasin adalah polisi pertama dalam sejarah Republik yang ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.

 

Selanjutnya: Inspektur Polisi I Anwar Maksoem, Polisi Mantan Walikota yang Pinjam Uang Buat Beli Rokok

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sukowati Utami

Tags

Rekomendasi

Terkini

X