Komisaris Jenderal (Purn) Mohammad Jasin: Bapak Brimob, Penumpas Separatisme

photo author
- Jumat, 1 Juli 2022 | 07:30 WIB
Komisaris Jenderal (Purn) Mohammad Jasin, mendapat julukan Bapak Brimob dan Penumpas Separatisme
Komisaris Jenderal (Purn) Mohammad Jasin, mendapat julukan Bapak Brimob dan Penumpas Separatisme

Hukamanews.com - Komisaris Jenderal (Purn) Mohammad Jasin dikenal sebagai Bapak Brigade Mobil (Brimob) Polri, sekaligus menjadi komandan Brimob yang pertama dibentuk pada tahun 1946.

Salah satu petinggi Polri dengan pangkat terakhir Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi ini adalah putera kelahiran Baubau, Sulawesi Tenggara, pada 9 Juni 1920.

Petinggi Polri ini turut berjasa selama masa transisi kemerdekaan, mulai dari keterlibatannya pada 10 November 1945 hingga perlawanan Agresi Militer Belanda dan penumpasan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) di Bandung, serta berbagai operasi penumpasan pemberontakan di tanah air.

Dari sederet reputasinya, termasuk jabatan yang pernah disandang, Mohammad Jasin ternyata menyimpan sejumlah kisah istimewa yang patut untuk diteladani.

Baca Juga: Momen Haru Saat Presiden Ukraina Terima Kunjungan Jokowi

Kisahnya bermula dan berbarengan dengan Peristiwa 10 November 1945 di mana situasi cukup memanas setelah terjadinya persaingan di antara pucuk pimpinan TKR di Surabaya. Perilaku mereka diibaratkan seperti 'Warlord' yang saling bersaing dengan pimpinan TKR lainnya untuk berebut pengaruh dan kekuasaan.

Salah satu di antaranya adalah Mayor Sabaruddin, Komandan Polisi Tentara Keamanan Rakyat (PTKR). Perilaku Mayor Sabaruddin dianggap telah melampaui batas setelah menculik Mayor Jenderal Mohammad, seorang petinggi TKR di Surabaya.

Mayor Sabaruddin tidak hanya melakukan pembasmian terhadap pesaing-pesaingnya, melainkan juga melakukan perampasan, termasuk perampasan atas benda-benda yang seharusnya menjadi milik negara.

Singkat kata, Pimpinan Markas Besar Angkatan Perang, yaitu Jenderal Soedirman menugaskan Inspektur Polisi Jasin untuk melucuti pasukan Sabaruddin dan menangkapnya.

Baca Juga: Muhammadiyah Tetapkan Idul Adha 9 Juli 2022

Inspektur Polisi Jasin pada masa itu menjabat sebagai Komandan P3 atau Pasukan Polisi Perjuangan yang sekarang ini disebut Brigade Mobil. Setelah mendapatkan kartu perintah dari Jenderal Soedirman, Inspektur Polisi Jasin pun memobilisasi pasukannya di Surabaya untuk menangkap Mayor Sabaruddin.

Dalam penangkapan tersebut ditemukan empat karung penuh yang berisi emas batangan, perhiasan, dan berlian. Benda-benda tersebut diperkirakan dirampas oleh Sabaruddin dari kamp-kamp tahanan Eropa yang masih tersisa sejak ditinggalkan oleh Jepang.

Menurut cerita, tidak ada satupun di antara benda-benda berharga tadi yang dikutip oleh Jasin. Padahal perintah Soedirman hanya meminta untuk melucuti persenjataan dan menangkap komplotan Mayor Sabaruddin, bukan termasuk mengumpulkan barang-barang bukti hasil kejahatan.

Kisah tentang Inspektur Polisi Jasin di Surabaya 1945 tersebut disadur dari buku “Memoar Jasin Sang Polisi Pejuang: Meluruskan Sejarah Kepolisian Indonesia” yang ditulis oleh Ridwan Jasin, terbitan Gramedia edisi tahun 2010.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sukowati Utami

Tags

Rekomendasi

Terkini

X