Hukamanews.com – Angka kasus Covid-19 di Indonesia kembali menanjak. Hal serupa juga terjadi di Eropa dan Asia.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengkonfirmasi kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia disebabkan oleh adanya varian baru, yakni subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
Penularan Covid-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 terbilang sangat cepat seperti induknya Omicron. Di Indonesia, kedua subvarian ini memiliki mutasi gen L452 yang sama seperti varian Delta.
Dicky Budiman, epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia, mengatakan, menilai turunan varian Omicron ini harus diwaspadai sebab memiliki mutasi yang dimiliki oleh variant of concern Delta.
Baca Juga: Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 sudah masuk Indonesia
”L452 ini seperti Delta. Membuat keduanya terutama Omicron BA.5 mudah sekali menginfeksi orang,” ucapnya ketika dihubungi pada Minggu (12/6/2022).
Mereka yang terinfeksi bukan hanya yang belum pernah mendapat vaksin Covid-19, tetapi juga yang sudah mendapatkan vaksin hingga dosis lengkap atau dua dosis. Hal ini karena mutasinya membuat Omicron BA.4 dan BA.5 bisa tak terdeteksi antibodi tubuh bentukan vaksin, maupun infeksi alami sebelumnya.
”Bahkan orang yang sudah terinfeksi oleh Omicron BA.1, BA.2 dan BA.3 masih bisa terinfeksi lagi oleh BA.4 atau BA.5 ini. Itulah kemampuan dari BA.4 dan BA5. Dia bisa melakukan reinfeksi,” tambah Dicky.
Ia menjelaskan dengan mutasi gen L425 ini, akan mudah terikat reseptor ACE 2 di banyak sel dalam tubuh dan organ manusia khususnya sel paru.
Baca Juga: Waspada! Kasus Covid-19 Naik Lagi
Meski tanpa gejala atau gejalanya ringan saja, laju pertumbuhan jumlah kasus subvarian Omicron yang terbaru ini berada di kisaran 12-13 persen.
Dicky khawatir jumlah kasus Covid-19 akibat subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia bisa melonjak dalam dua minggu ke depan jika tanpa upaya yang memadai, seperti tingkat vaksinasi buruk dan pencabutan PPKM.
"Hal ini bisa menyebabkan potensi peningkatan atau gelombang baru bila mitigasi yang dilakukan tidak maksimal. Maka dari itu masker menjadi penting, cuci tangan dan protokol kesehatan (prokes) lainnya, termasuk juga PPKM level 1 setidaknya masih penting untuk meredam ini,” paparnya.
Untuk itu, Dicky mengimbau masyarakat tidak euforia karena status saat ini masih pandemi Covid-19. Selama masih pandemi, apa yang terjadi di luar negeri, bisa akan terjadi pada di Indonesia.