Deteksi dini menjadi hal krusial sebelum propaganda terorisme menancapkan jebakan emosional yang sulit dicabut.
Opini Publik: Kekhawatiran soal Game Online dan Media Sosial untuk Anak
Di media sosial, berbagai komentar publik menunjukkan kekhawatiran yang sama: pengawasan internet bagi anak masih sangat rendah.
Banyak warganet menilai bahwa game online dan platform media sosial kini menjadi “pintu belakang” bagi kelompok teroris untuk menjerat anak-anak yang rentan.
Sejumlah pemerhati anak juga mendorong pemerintah untuk memperkuat literasi digital di sekolah, khususnya terkait deteksi tanda-tanda radikalisasi dini, mulai dari perubahan perilaku hingga pola komunikasi online.
Kasus rekrutmen 110 anak oleh jaringan terorisme menjadi pengingat bahwa keamanan digital kini sama pentingnya dengan keamanan fisik.
Agar tragedi serupa tidak terulang, dibutuhkan kolaborasi kuat antara negara, sekolah, komunitas, dan keluarga.
Meningkatkan literasi digital anak bukan lagi opsi, tetapi menjadi kebutuhan mendesak.***