Propaganda Teror Sasar Anak Indonesia, Densus 88 Bongkar Pola Rekrutmen yang Jarang Disadari Orang Tua, Modus Baru yang Kian Agresif

photo author
- Selasa, 18 November 2025 | 18:00 WIB
Konferensi pers Densus 88 ungkap 110 anak direkrut terorisme. (HukamaNews.com / Berita Satu)
Konferensi pers Densus 88 ungkap 110 anak direkrut terorisme. (HukamaNews.com / Berita Satu)

Deteksi dini menjadi hal krusial sebelum propaganda terorisme menancapkan jebakan emosional yang sulit dicabut.

Opini Publik: Kekhawatiran soal Game Online dan Media Sosial untuk Anak

Di media sosial, berbagai komentar publik menunjukkan kekhawatiran yang sama: pengawasan internet bagi anak masih sangat rendah.

Banyak warganet menilai bahwa game online dan platform media sosial kini menjadi “pintu belakang” bagi kelompok teroris untuk menjerat anak-anak yang rentan.

Sejumlah pemerhati anak juga mendorong pemerintah untuk memperkuat literasi digital di sekolah, khususnya terkait deteksi tanda-tanda radikalisasi dini, mulai dari perubahan perilaku hingga pola komunikasi online.

Baca Juga: Ramai Dibahas Publik! KPK Beberkan Status Bobby Nasution di Kasus Jalan Rp 231 M yang Bikin Heboh Sumut

Kasus rekrutmen 110 anak oleh jaringan terorisme menjadi pengingat bahwa keamanan digital kini sama pentingnya dengan keamanan fisik.

Agar tragedi serupa tidak terulang, dibutuhkan kolaborasi kuat antara negara, sekolah, komunitas, dan keluarga.

Meningkatkan literasi digital anak bukan lagi opsi, tetapi menjadi kebutuhan mendesak.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Jiebon

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X