HUKAMANEWS – Warga terdampak longsor Cilacap akhirnya mendapatkan kepastian mengenai tempat tinggal sementara setelah BNPB dan Pemda sepakat mempercepat proses relokasi ke hunian sementara.
Kepastian mengenai hunian sementara korban longsor Cilacap ini menjadi sorotan publik karena proses pencarian dan evakuasi masih berlangsung di tengah cuaca tak menentu.
Situasi darurat ini membuat kebutuhan hunian aman dan manusiawi menjadi prioritas utama.
Sejak hari pertama, proses penanganan tanah longsor di Cibeunying, Majenang berjalan penuh tantangan.
Baca Juga: Tawuran Demi Konten di Depok Terbongkar Polisi: Videonya Rapi, Seolah Ada Sutradaranya
Setiap perkembangan pencarian korban dan relokasi menjadi perhatian warga Jawa Tengah, termasuk masyarakat Bandung karena salah satu pesawat modifikasi cuaca diterbangkan melalui Bandara Husein Sastranegara.
Koordinasi lintas daerah menjadi bukti bahwa penanganan bencana membutuhkan sinergi menyeluruh.
Di tengah situasi darurat ini, pemerintah menegaskan komitmennya untuk menjamin tempat tinggal layak bagi para penyintas.
Keputusan relokasi hingga dua tahun dianggap sebagai langkah realistis mengingat proses pembangunan hunian tetap membutuhkan waktu, terutama di wilayah rawan longsor.
Baca Juga: Langkah Meutya Hafid Gandeng PPATK Berantas Judi Online Makin Diapresiasi, Transaksi Turun 57 Persen
Pencarian Korban Berlanjut, 11 Orang Berhasil Dievakuasi
Direktur Operasional Basarnas, Laksamana Pertama Yudhi Bramantyo menjelaskan bahwa hingga Sabtu sore, tim SAR telah mengevakuasi 11 dari 23 orang yang sebelumnya dinyatakan dalam pencarian.
Tim masih memiliki beban pencarian terhadap 12 orang lainnya, dan operasi terus dikebut mengingat cuaca yang tidak stabil.
Pihak Basarnas menyebutkan bahwa proses pencarian dilakukan dengan kehati-hatian tinggi karena struktur tanah di area longsor masih sangat labil.
Tim gabungan bekerja sejak pagi, dan intensitas pencarian disesuaikan dengan kondisi alam yang sewaktu-waktu dapat berubah ekstrem.