“Polisi yang baik itu bukan hanya tegas, tapi juga bisa melayani dengan hati,” ujarnya.
Ia berharap komisi bentukan pemerintah dan Polri bisa mengubah paradigma lama menjadi Polisi Melayani, bukan hanya Polisi Mengatur.
“Kalau masyarakat merasa dilayani dengan baik, maka legitimasi Polri sebagai penjaga keamanan otomatis tumbuh dengan sendirinya,” tutupnya.
Pembentukan Komisi Reformasi Polri membawa harapan besar di tengah tuntutan publik terhadap transparansi dan pelayanan yang lebih baik. Namun, sebagaimana ditegaskan Dedy Tabrani, esensi reformasi bukan pada struktur semata, melainkan pada perubahan perilaku dan budaya pelayanan.
Ke depan, keberhasilan reformasi Polri akan sangat bergantung pada komitmen internal dan dukungan politik yang konsisten.
Jika keduanya bersinergi, Polri bisa kembali menjadi institusi yang dicintai dan dipercaya masyarakat.
Masyarakat kini menunggu bukti nyata, bukan sekadar janji reformasi. Sebab pada akhirnya, ukuran keberhasilan Polri ada pada satu hal: bagaimana rakyat merasakan pelayanan yang adil, cepat, dan manusiawi dari aparatnya.***