- Penguatan internal KPK yang saat itu masih dalam periode awal pembentukan sistem penyidikan modern.
Keberanian Antasari menempatkannya sebagai figur dengan integritas tinggi, meski sikap tegasnya kerap memicu ketegangan di pemerintahan maupun lembaga penegak hukum lain.
Kasus Besar yang Mengubah Segalanya
Pada 2009, publik dikejutkan dengan dakwaan bahwa Antasari terlibat dalam pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen, direktur sebuah perusahaan di Tangerang.
Ia divonis 18 tahun penjara, meski terus membantah tuduhan dan motif yang disebutkan jaksa.
Kasus ini menjadi salah satu skandal hukum paling kontroversial dalam sejarah Indonesia.
Antasari mendapatkan remisi, pembebasan bersyarat pada 2016, dan akhirnya grasi dari Presiden Joko Widodo pada 2017, membebaskannya dari sisa masa hukuman.
Setelah bebas, ia beberapa kali menyuarakan keinginan untuk “meluruskan” kasusnya, walau hingga akhir hayatnya kontroversi tersebut belum sepenuhnya terjawab.
Warisan dan Jejak Perjuangan Antasari
Meski rekam jejaknya tidak sepenuhnya mulus, banyak pihak menilai Antasari memiliki kontribusi besar dalam penguatan KPK di masa-masa awal.
Ia menjadi salah satu tokoh yang mengokohkan citra KPK sebagai lembaga yang berani menyentuh kasus-kasus kelas kakap.
Kepergiannya menjadi momentum bagi publik untuk kembali menilai perjalanan panjang pemberantasan korupsi di Indonesia.
Nama Antasari Azhar kini menjadi simbol perjalanan kompleks, antara integritas, ketegasan, dan kontroversi hukum yang membayanginya.
Bagi banyak orang, Antasari bukan sekadar mantan Ketua KPK, melainkan bagian dari sejarah panjang perlawanan terhadap korupsi.