nasional

Polemik Dana APBD Jabar, Saling Sindir Purbaya vs Dedi Mulyadi Viral, Helmy Yahya: Mereka Berdialog Tanpa Bertemu

Sabtu, 25 Oktober 2025 | 16:25 WIB
Purbaya Yudhi Sadewa dan Dedi Mulyadi berseteru soal dana APBD Jabar viral di media sosial. (HukamaNews.com / Kolase Instagram.com / @purbayayudhi_official - @dedimulyadi71)

HUKAMANEWS – Polemik antara Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi soal pengelolaan dana APBD Jabar memanas di ruang publik.

Perseteruan dua tokoh itu berawal dari sindiran Purbaya terkait penyimpanan dana daerah di giro, yang dianggap merugikan daerah.

Pernyataan tersebut langsung direspons Dedi Mulyadi, memicu perdebatan sengit yang kini viral di media sosial dan jadi sorotan publik.

Pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa soal praktik penyimpanan dana APBD Jawa Barat memicu gelombang reaksi.

Baca Juga: KPK Sita Uang Asing dari Biro Travel Haji di Yogyakarta, Diduga Terkait Jual-Beli Kuota Haji

Dalam konferensi pers di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis, 23 Oktober 2025, ia menyoroti kebijakan Pemprov Jabar yang menyimpan dana dalam bentuk giro.

“Ada yang ngaku katanya uangnya bukan di deposito tapi di giro, malah lebih rugi lagi. Bunganya lebih rendah kan. Kenapa di giro? Pasti nanti akan diperiksa BPK itu,” ujar Purbaya di hadapan awak media.

Menurutnya, dana daerah semestinya dikelola secara produktif agar tidak mengendap dan bisa memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat.

Sindiran itu kemudian viral di media sosial dan langsung memancing respons keras dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Dalam pernyataan di Bandung, Jumat, 24 Oktober 2025, Dedi menilai langkah Pemprov menyimpan dana di giro justru untuk menjaga fleksibilitas penggunaan anggaran.

Baca Juga: KPK Periksa Atase KBRI Kuala Lumpur Terkait Kasus Pemerasan TKA Kemenaker, Uang Haram Capai Rp 85 Miliar

“Kalau hari ini juga menyimpan di giro juga dianggap rugi. Barangkali tidak mungkin juga kan pemerintah daerah nyimpan uang di kasur atau di lemari besi. Itu justru lebih rugi lagi,” kata Dedi menanggapi sindiran Menkeu.

Dedi juga menjelaskan bahwa sejumlah pemerintah daerah masih menggunakan skema deposito on call untuk menyeimbangkan kebutuhan kas dan efisiensi keuangan.

“Memang di provinsi, di kabupaten kota, ada yang disebut dengan penyimpanan deposito on call. Yaitu uang yang tersedia di kas daripada di giro sangat rendah bunganya, lebih baik disimpan di deposito,” jelasnya.

Pernyataan dua pejabat publik ini kemudian memicu perdebatan luas di dunia maya.

Halaman:

Tags

Terkini