nasional

Perang Pernyataan Menkeu Purbaya vs Menteri ESDM Bahlil soal Harga LPG 3 Kg, Data Siapa yang Benar?

Sabtu, 4 Oktober 2025 | 07:00 WIB
Menkeu Purbaya dan Menteri ESDM Bahlil berselisih soal data harga LPG 3 kg (HukamaNews.com / Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)

HUKAMANEWS – Kontroversi soal harga LPG 3 kilogram (Kg) semakin panas setelah Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saling melontarkan pernyataan yang berbeda.

Perselisihan ini dipicu oleh perbedaan pembacaan data subsidi LPG 3 kg yang dipaparkan dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI pada 30 September 2025.

Publik pun bertanya-tanya, siapa yang sebenarnya salah dalam membaca data: Menkeu Purbaya atau Menteri ESDM Bahlil?

Sebab, angka subsidi LPG 3 kg menyangkut kepentingan jutaan masyarakat kecil yang menggantungkan hidup pada energi murah ini.

Baca Juga: Ombudsman Desak RUU Perampasan Aset Cantumkan Kerugian Nyata Masyarakat

Perselisihan dua pejabat publik tersebut tidak hanya menyentuh soal angka, tetapi juga memunculkan pertanyaan serius tentang sinkronisasi data antar kementerian.

Di tengah transisi menuju penggunaan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai basis distribusi subsidi tahun 2026, kejelasan data menjadi semakin krusial.

Purbaya: Angka dari Staf, Perbedaan Cara Baca Data

Menkeu Purbaya membela data yang ia sampaikan dalam rapat kerja DPR. Menurutnya, angka tersebut berasal dari hitungan staf Kementerian Keuangan.

Ia menyebut harga asli LPG 3 kg sebesar Rp42.750 per tabung, dengan subsidi sekitar Rp30.000, sehingga masyarakat hanya perlu membayar Rp12.750.

“Saya sedang pelajari. Kita pelajari lagi. Mungkin Pak Bahlil betul, tapi kita lihat lagi seperti apa, yang jelas saya dapat angka dari hitungan staf saya,” kata Purbaya di Kudus, Jawa Tengah, Jumat (3/10/2025).

Baca Juga: Bahlil Sentil Menkeu Purbaya soal Harga LPG 3 Kg: Mungkin Salah Baca Data, Butuh Penyesuaian

Ia mengakui adanya kemungkinan perbedaan cara membaca data, namun menegaskan bahwa secara total, jumlah subsidi yang keluar dari kas negara tidak akan berbeda.

“Hitung-hitungan kadang beda cara nulisnya, tapi saya yakin pada akhirnya besarannya sama juga,” ujarnya.

Dengan nada berkelakar, Purbaya bahkan menambahkan, jika salah hitung justru menambah uang, ia rela sering salah hitung.

Halaman:

Tags

Terkini