nasional

Kunjungan Presiden Prabowo ke China Dinilai Perkuat Posisi Strategis Indonesia di Panggung Dunia

Minggu, 7 September 2025 | 07:00 WIB
Presiden Prabowo bersama Xi Jinping dan pemimpin dunia lain di Beijing. (HukamaNews.com / Net)

Salah satu yang menonjol adalah peluang pengembangan proyek Giant Sea Wall, infrastruktur raksasa yang digadang mampu memperkuat ketahanan pesisir Indonesia sekaligus membuka peluang investasi besar.

Selain itu, kedua pemimpin juga membahas potensi kerja sama di bidang energi terbarukan, digitalisasi ekonomi, hingga penguatan rantai pasok regional.

Menurut sejumlah analis, langkah ini sejalan dengan agenda pemerintahan Prabowo untuk mempercepat transformasi ekonomi nasional.

Perspektif Publik dan Tantangan

Meski begitu, sebagian kalangan menilai perlu kewaspadaan agar Indonesia tidak terlalu bergantung pada satu mitra strategis.

Baca Juga: Yusril Kritik Sistem Pemilu: Politisi Berbakat Tergusur Artis

Akademisi hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran, misalnya, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kerja sama dengan China, Amerika Serikat, maupun negara-negara ASEAN.

“Diplomasi Indonesia selama ini dihargai karena kemampuan menjaga netralitas. Momentum Prabowo di Beijing harus dilanjutkan dengan diplomasi aktif di kawasan lain, termasuk Asia Tenggara,” ujar salah satu dosen HI Unpad dalam diskusi publik terbaru.

Kunjungan Presiden Prabowo ke China memberi gambaran awal tentang arah politik luar negeri Indonesia di lima tahun ke depan.

Dengan ekonomi domestik yang relatif stabil, Indonesia memiliki modal besar untuk memperkuat diplomasi yang lebih percaya diri.

Baca Juga: Habib Jafar Sentil Menkomdigi: Demo Dicekal, Tapi Konten Dakwah Dibanjiri Judi Online Nggak Pernah Ditindak!

Bagi masyarakat, momen ini diharapkan tidak berhenti pada simbol dan foto, tetapi benar-benar menghasilkan manfaat nyata, seperti peningkatan investasi, penciptaan lapangan kerja, serta transfer teknologi.

Ke depan, tantangan terbesar Prabowo adalah menjaga agar langkah diplomasi ini tetap sejalan dengan kepentingan rakyat, bukan sekadar kepentingan elite.

Indonesia membutuhkan pemimpin yang mampu memainkan peran global tanpa melupakan kebutuhan lokal.***

Halaman:

Tags

Terkini