Aksi buruh 28 Agustus menegaskan kembali bahwa perjuangan kesejahteraan pekerja bukan hanya persoalan jalanan, melainkan juga strategi politik dan keberanian menekan pemerintah.
Meski DPR belum membuka pintu dialog, buruh menunjukkan kesiapan mereka untuk melangkah lebih jauh melalui lobi, pertemuan resmi, hingga mogok nasional jika diperlukan.
Bagi masyarakat luas, aksi ini bisa menjadi refleksi tentang kondisi tenaga kerja Indonesia yang masih menghadapi tantangan besar, dari upah rendah hingga ancaman PHK.
Dengan arah gerakan yang semakin tegas, bola kini ada di tangan pemerintah dan parlemen: apakah akan membuka ruang dialog, atau bersiap menghadapi gelombang aksi lanjutan yang lebih besar.***