HUKAMANEWS – Narkoba menjadi persoalan di seluruh Indonesia. Masalahnya,hal ini jadi juga terjadi di wilayah Sumatera Utara. Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution pun menyebut Sumut sebagai provinsi dengan kasus penyalahgunaan narkoba terbanyak di Indonesia.
Bobby berharap dalam upaya memutus mata rantai pemberantasan narkoba, kegiatan di rumah ibadah menjadi salah satu ujung tombaknya.
"Kami ingin menyampaikan persoalan-persoalan narkoba di Sumut. Dari 38 provinsi di Indonesia, Sumut peringkat pertama. Kami berharap rumah ibadah, termasuk wihara ini, dapat menjadi bagian dari gerakan untuk memutus mata rantai peredaran narkoba," ujar Bobby dalam keterangan tertulisnya.
Bobby menjelaskan bahwa salah satu peran yang bisa dilakukan rumah ibadah adalah mendengarkan keluhan jemaahnya yang terjerat penyalahgunaan narkoba. Lalu, rumah ibadah bekerja sama mencari solusi dengan Pemprov Sumut.
"Rumah ibadah ini bisa menjadi tempat bagi para korban untuk mengadu serta mendapatkan bantuan untuk keluar dari narkoba," ujar Bobby.
Pada kesempatan itu, Bobby juga mengatakan bahwa kehadiran wihara yang baru diresmikan ini merupakan salah satu upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Menurutnya, untuk mencapai cita-cita tersebut, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, dan SDM unggul tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki landasan agama yang kuat.
"Tantangan 2045 adalah SDM. Dengan hadirnya wihara ini, kami harapkan umat Buddha semakin kuat landasan tentang agama untuk bersama kita wujudkan cita-cita Bapak Presiden menjadikan Indonesia Emas 2045," tuturnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Binmas) Buddha, Supriyadi, mengatakan pembangunan wihara sebagai wujud partisipasi konkret umat Buddha dalam mendukung program pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo dan Wapres Gibran.
Hal ini sejalan dengan salah satu dari delapan program prioritas Kementerian Agama, yaitu meningkatkan kualitas keimanan dan menginternalisasi nilai agama dalam kehidupan. Ia juga berharap wihara ini tidak hanya menjadi monumen fisik, tetapi juga menjadi "permata" yang membawa manfaat dan keberkahan bagi diri umat Buddha sendiri maupun masyarakat di sekitarnya.
Baca Juga: BPOM Cabut Izin 21 Produk Kosmetik, Temuan Formula Tak Sesuai dan Risiko Kesehatan
"Kehadiran kami di peresmian wihara ini tidak sekadar melihat peresmian bangunan, melainkan sebagai momen untuk menyalakan pelita Dharma atau cahaya ajaran Buddha dalam diri," ucapnya. ***