HUKAMANEWS - Tanggapi berita Taman Nasional Komodo bakal dibabat pemerintah, Susi Pudjiastuti beri tanggapan emoji menangis sedih.
Lewat akun X Susi Pudjiastuti, dikutip Sabtu (9/8), terlihat dari emojinya yang menangis, eks Menteri Kelautan dan Perikanan itu tampak tak setuju.
Lewat unggahannya juga Susi menyertakan tweet akun X Komunitas MARAh MARAH, Taman Nasional Komodo akan dibabat pemerintah rakus.
"Gaiss pliss bantu."
Sebelumnya, Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni memastikan pembangunan fasilitas pariwisata di Pulau Padar, Taman Nasional Komodo tidak akan merusak lingkungan dan habitat komodo (Varanus komodoensis) dengan penilaian yang panjang sampai ke UNESCO.
"Saya akan pastikan, kalaupun swasta ini membangun, maka yang paling inti itu adalah di ekologisnya. Jangan sampai merusak lingkungan, merusak habitat komodo. Itu yang bisa saya sampaikan hari ini," kata Menhut Raja Juli Antoni ketika ditemui wartawan di Kantor Kemenhut, Jakarta, Kamis.
Menhut mengatakan bahwa pemanfaatan untuk ekoturisme atau pariwisata berbasis ekologis diperbolehkan untuk dilakukan di zona pemanfaatan.
Perizinan untuk fasilitas pariwisata sudah dimiliki oleh PT Komodo Wildlife Ecotourism (PT KWE) di Pulau Padar sejak 2014, meski sampai saat ini belum ada aktivitas pembangunan sarana dan prasarana wisata alam.
Menhut menyampaikan bahwa untuk melakukan pembangunan sendiri memerlukan proses yang panjang, dengan perhitungan dampak lingkungan atau environmental impact assessment akan dilakukan juga oleh UNESCO, yang memberikan status Situs Warisan Dunia kepada TN Komodo pada 1991.
Raja Antoni sendiri memastikan bahwa akan memeriksa kembali perihal pembangunan fasilitas pariwisata di wilayah Pulau Padar tersebut, terutama mengenai isu rencana pembangunan ratusan vila.
"Apa yang ribut-ribut kemarin, sepertinya. masih, data-datanya masih harus kita sempurnakan kembali," katanya.
Di sisi lain dia memastikan bahwa jika memang terjadi pembangunan maka tidak akan menggunakan bangunan permanen, tapi jenis yang bisa dipindahkan dan tidak akan mengganggu lingkungan sekitar.
Menhut sendiri mengapresiasi reaksi publik terkait isu tersebut, menegaskan tujuan utama taman nasional adalah untuk konservasi dan pemanfaatan digunakan berdasarkan peninjauan dan dampak dengan lingkungan sekitar.***
Artikel Terkait
Di Tengah Acara yang Dihadiri Wakil Menlu, Aktivis Greenpeace Indonesia Diseret Keluar, Usai Protes Keras Pembabatan Hutan di Raja Ampat Papua
Jeritan Ronisel Mambrasar Anak Muda Papua, yang Terancam Kehilangan Raja Ampat, Akibat Rakusnya Oligarki Tambang Nikel
Greenpeace Indonesia Serukan Save Papua, Karena Kerakusan Operasi Tambang Nikel Keindahan Raja Ampat Terancam Hilang
Usai Ditegur Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, PT Gag Nikel Baru Hentikan Operasional Tambang Nikel di Pulau Gag, Raja Ampat
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono Terjunkan Tim Polsus PWP3K untuk Cek Kerusakan Hutan Raja Ampat
Menangis, Perempuan yang Sedang Menyusuri Laut Raja Ampat Marah, Melihat Kondisi Raja Ampat Rusak Parah dan Ikan Bergelimpangan Mati
Raja Ampat Terancam Tambang, 4 Izin Dicabut, Apakah Cukup?
Jejak Dosa Tambang Nikel di Surga Raja Ampat
Ramai-ramai Netizen Ingatkan Prabowo, Papua Adalah Indonesia, Jangan Terhasut Campur Tangan Asing (PBB) yang Ingin Pisahkan Papua dari NKRI