HUKAMANEWS - Tak seperti ketika siswa dikirim ke barak militer, aman - aman saja. Tapi ketika para siswa masuk Sekolah Rakyat, rasa rindu keluarga justru tak tertahankan.
Faktor inilah yang memicu sebanyak lima siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 16 Kabupaten Temanggung Jawa Tengah yang meninggalkan asrama begitu saja tanpa pemberitahuan resmi kepada pihak sekolah.
Kepala SRMA 16 Kabupaten Temanggung Agus Adibil Mohtar di Temanggung Rabu menyatakan, peristiwa ini terjadi karena beberapa siswa masih mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan kehidupan berasrama, terutama karena rasa rindu terhadap keluarga.
Baca Juga: KPK Klarifikasi Soal Motor di Rumah Ridwan Kamil, Bukan Upaya Samarkan Kepemilikan
"Rata-rata dari mereka masih merasa homesick. Salah satu siswa yang pulang bahkan menyampaikan alasan ingin menemani ibunya yang sedang hamil, sementara ayahnya bekerja di luar kota," katanya.
Sejak kejadian tersebut, pihak sekolah terus menjalin komunikasi aktif dengan keluarga siswa untuk memberikan ruang pertimbangan dan memastikan masa depan pendidikan mereka tetap terjaga.
Dari lima siswa yang pulang, dua di antaranya telah menyatakan niat untuk segera kembali dalam waktu dekat.
Menurut dia, jumlah siswa yang kembali ke rumah tersebut terbilang sangat kecil jika dibandingkan dengan total siswa SRMA 16 Kabupaten Temanggung yang mencapai 125 anak.
Menurutnya, sebagian besar siswa masih bertahan dan menunjukkan antusiasme tinggi terhadap kehidupan di sekolah.
"Kami memahami bahwa transisi ke kehidupan asrama memang membutuhkan waktu. Karena itu, kami berupaya menciptakan suasana yang nyaman dan positif, baik dari sisi fasilitas maupun aktivitas," katanya.
Oleh karena itu, katanya, SRMA 16 Temanggung telah menyediakan berbagai fasilitas pendukung untuk menunjang kenyamanan siswa, termasuk asrama yang layak, makanan bergizi, serta kegiatan ekstrakurikuler seperti kesenian, karawitan, bela diri, olahraga, dan musik.