nasional

Perang Iran-Israel Ternyata Cuma Permainan Intelijen Amerika? Begini Analisis Mengejutkan Eks Kepala BIN!

Jumat, 27 Juni 2025 | 09:06 WIB
CIA disebut dalang konflik Iran-Israel, Hendropriyono beber skenario rahasia Amerika dan dampaknya ke Indonesia. (HukamaNews.com / Tangkapan layar)

HUKAMANEWS - Eks Kepala BIN, AM Hendropriyono, membeberkan dugaan peran Amerika Serikat (AS) dalam memicu konflik antara Iran dan Israel.

Ia menilai, perang tersebut merupakan bagian dari rencana besar negara adikuasa seperti Amerika yang kerap memakai taktik proxy war atau perang melalui pihak lain.

Pernyataan ini disampaikannya dalam sebuah wawancara yang diunggah di kanal YouTube Mahfud MD Official, dan langsung menyita perhatian publik karena membuka tabir permainan intelijen global yang selama ini dianggap samar.

Hendro menegaskan, pola operasi intelijen seperti yang dilakukan CIA bukanlah hal baru.

Bahkan, menurutnya, Indonesia pernah menjadi salah satu sasaran operasi terselubung tersebut.

Baca Juga: Hasto Dicecar soal Harun Masiku, Bongkar Momen Nyelonong ke Sekjen Saat Mau Jadi Caleg, Jaksa: Ini Prosedur atau Titipan?

Ia mencontohkan kasus kudeta di Guatemala dan Haiti yang diduga kuat melibatkan CIA di balik layar.

"Guatemala itu kudeta, yang bikin CIA. Presiden Haiti digulingkan, ya CIA juga yang main," ungkap Hendro.

Dalam konteks konflik Iran dan Israel, ia menyebut bahwa Israel secara jelas bertindak sebagai proxy dari Amerika.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa permainan seperti ini berpotensi memicu ketidakstabilan, tidak hanya di kawasan Timur Tengah, tetapi juga bisa berdampak pada negara-negara lain, termasuk Indonesia.

Namun demikian, Hendro meyakini bahwa peningkatan tensi konflik Iran-Israel tidak akan berkembang menjadi Perang Dunia Ketiga.

Baca Juga: Dibongkar di Sidang! Hasto Kristiyanto Ditekan Orang Misterius, Diminta Mundur dan Jangan Sentuh Jokowi

Ia berpendapat hal itu terjadi karena kekuatan-kekuatan besar dunia sedang fokus menangani persoalan internal masing-masing.

"Rusia masih repot sama Ukraina, China fokus ke Pakistan dan India. Korea Utara mungkin bisa ikut, tapi mereka itu tidak suka Iran, malah dekat dengan Rusia," jelasnya.

Namun, yang paling menjadi sorotannya adalah potensi dampak permainan intelijen tersebut terhadap kestabilan nasional di Indonesia.

Halaman:

Tags

Terkini