Perang Iran-Israel Ternyata Cuma Permainan Intelijen Amerika? Begini Analisis Mengejutkan Eks Kepala BIN!

Hendro mengaku khawatir jika konflik kecil di dalam negeri malah dimanfaatkan untuk menciptakan adu domba lewat operasi intelijen terselubung.

“Saya sangat takut kalau di Jakarta ini ada konflik kecil, lalu kartu intel main. Adu domba itu pasti akan muncul,” ujarnya waspada.

Ia bahkan menyebut bahwa Amerika memiliki rencana untuk menggeser fokus geopolitik dari Eropa menuju Asia Tenggara, terutama kawasan Laut China Selatan.

Namun menurutnya, skenario tersebut meleset.

"Ada plan A, plan B. Tapi gagal. Sekarang giliran Suriah. CIA bikin Rusia cabut dari Suriah, lalu pasukan radikal digerakkan untuk menjatuhkan Bashar al-Assad," tambahnya.

Baca Juga: Tidak Kurang Akal, Demi Cuan, Pedagang Sulap Beras SPHP Jadi Beras Premium

Pernyataan Hendro ini sejalan dengan laporan terbaru yang menyebut Amerika telah mengantongi informasi intelijen soal potensi serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran.

Sumber menyebut bahwa komunikasi internal Israel sudah disadap dan menunjukkan persiapan militer berskala besar.

Presiden Donald Trump juga sempat mengumumkan bahwa gencatan senjata bertahap telah disepakati antara Iran dan Israel, dibagi menjadi dua fase masing-masing 12 jam.

Namun, ketegangan tetap belum mereda.

Baca Juga: Paparan Debu Partikel Bikin ISPA di Kota Semarang Tak Mau Turun

Pada Selasa (24/6), kedua negara kembali saling meluncurkan serangan udara, dan militer Israel menyatakan telah mendeteksi tembakan rudal dari Iran ke wilayahnya.

Sirine pun meraung di berbagai penjuru Tel Aviv sebagai peringatan ancaman serangan.

Hendropriyono menutup pernyataannya dengan peringatan keras bahwa permainan intelijen ini bukan sekadar urusan luar negeri, tetapi bisa berdampak langsung ke tanah air jika tidak diantisipasi secara matang.

"Kalau kita enggak sadar, nanti kita cuma jadi pion dalam catur besar mereka," tegasnya.***