nasional

Dikira Proyek Gagal, Ternyata Chromebook Sudah Masuk ke 77 Ribu Sekolah! Ini Kata Nadiem Makarim

Rabu, 11 Juni 2025 | 07:00 WIB
Nadiem Makarim ungkap fakta proyek Chromebook yang disebut mandek ternyata sudah dikirim ke 77 ribu sekolah di Indonesia. (HukamaNews.com / Berita Satu)

HUKAMANEWS - Program digitalisasi pendidikan yang mengandalkan pengadaan laptop Chromebook tengah menjadi sorotan tajam publik.

Penyebabnya bukan hanya karena anggarannya yang besar, tapi juga karena sedang diselidiki oleh Kejaksaan Agung terkait dugaan korupsi.

Meski begitu, mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim akhirnya angkat suara untuk meluruskan berbagai anggapan miring soal proyek ini.

Nadiem menegaskan bahwa program Chromebook tidak pernah mandek, bahkan sudah berjalan sesuai dengan target yang ditetapkan saat dirinya masih menjabat.

Baca Juga: Pantas Jadi Rebutan, Dugaan Geng Solo Pindahkan 4 Pulau di Aceh Jadi Wilayah Sumut, Ternyata Punya Kekayaan Cadangan Migas

Pernyataan itu ia sampaikan dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta Selatan pada Selasa, 10 Juni 2025, sekaligus untuk menjawab berbagai pertanyaan publik soal efektivitas dan realisasi program tersebut.

Menurut Nadiem, hingga akhir tahun 2023, sebanyak 97 persen dari total laptop yang direncanakan sudah diterima dan digunakan oleh sekitar 77.000 sekolah di seluruh Indonesia.

Ia juga menyebut bahwa sekolah-sekolah tersebut telah aktif dan melakukan registrasi terhadap perangkat yang diberikan.

Proses distribusi dan monitoring program ini disebut tidak dilakukan sembarangan.

Kementerian, kata Nadiem, secara rutin mengirimkan kuesioner kepada sekolah penerima untuk mengevaluasi sejauh mana perangkat Chromebook digunakan dalam proses belajar mengajar.

Baca Juga: Bos Sritex Tiba-Tiba Muncul di Kejagung Bawa Koper Besar, Isinya Bukan Pakaian Tapi Penuh Dokumen, Ada Bukti Penting?

Dari hasil evaluasi yang dilakukan, sekitar 82 persen sekolah melaporkan bahwa laptop tersebut dipakai untuk keperluan pembelajaran langsung.

Dengan kata lain, Chromebook tidak hanya digunakan untuk asesmen nasional atau pekerjaan administratif.

Data ini, menurut Nadiem, menjadi bukti bahwa manfaat dari perangkat digital tersebut benar-benar dirasakan oleh para guru dan siswa.

Nadiem juga menegaskan bahwa program digitalisasi pendidikan lewat Chromebook sejak awal dirancang agar sesuai dengan kebutuhan sekolah penerima.

Halaman:

Tags

Terkini