nasional

Ada Bisik-Bisik Minta Fee 30 Persen? Diduga Ada Konflik Kepentingan di Balik Proyek Chromebook Kemendikbud, Kejagung Didesak Bongkar!

Selasa, 10 Juni 2025 | 13:00 WIB
Nadiem Makarim terseret kasus Dugaan suap dan pengaruh Google di balik proyek digitalisasi pendidikan bikin heboh, Kejagung mulai bergerak. (HukamaNews.com / 1st)

Kejanggalan dalam proyek ini juga terlihat dari perubahan rekomendasi sistem operasi untuk perangkat pengadaan.

Awalnya, Tim Teknis menyarankan penggunaan Windows berdasarkan kajian kebutuhan di lapangan, namun belakangan rekomendasi tersebut berubah menjadi Chrome OS buatan Google.

Hal ini terjadi meskipun uji coba perangkat Chromebook oleh Pustekkom pada 2018–2019 menunjukkan sejumlah kendala, terutama terkait kebutuhan jaringan internet yang stabil.

Kondisi tersebut dinilai tidak sesuai dengan realitas infrastruktur internet di banyak wilayah Indonesia, khususnya di daerah terpencil.

Baca Juga: Terungkap! Ini Pemilik Kapal JKW Mahakam dan Dewi Iriana yang Viral Diduga Angkut Nikel dari Raja Ampat

Pada 2020, Nadiem Makarim mengalokasikan dana lebih dari Rp687 miliar untuk pengadaan laptop dan LCD di 3.876 sekolah.

Angka ini jauh melampaui anggaran renovasi sekolah yang hanya berkisar Rp170 miliar pada tahun yang sama.

Kebijakan ini diperkuat dengan terbitnya Peraturan Mendikbudristek Nomor 5 Tahun 2021 yang mewajibkan penggunaan sistem operasi Chrome OS dalam pengadaan perangkat TIK melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).

Dokumen internal menunjukkan bahwa alokasi untuk pengadaan Chromebook mencapai Rp433,4 miliar untuk jenjang SD dan Rp271,4 miliar untuk SMP.

Enam produsen lokal, seperti Advan, Axioo, dan Zyrex, turut dilibatkan dalam perakitan laptop tersebut yang bekerja sama langsung dengan inisiatif Google for Education.

Baca Juga: Klasemen Liga Megakorupsi Indonesia 2025, Skandal Korupsi yang Rugikan Negara Sampai Ratusan Triliun, Nomor 1 Bikin Syok!

Tak hanya dalam perangkat keras, kerja sama dengan Google juga merambah ke pengembangan sistem cloud untuk basis data guru serta platform belajar daring seperti Belajar.id.

Platform ini mencakup berbagai aplikasi pendidikan, termasuk Google Workspace for Education dan Chromebook, yang semuanya berbasis layanan Google.

Pada 22 Mei 2023, pihak Google melalui Country Lead Google for Education Indonesia, Olivia Basrin, menyampaikan bahwa kerja sama dengan Kemendikbudristek telah terjalin sejak 2019 untuk mendukung transformasi pendidikan nasional.

Namun, semakin eratnya hubungan ini kini menjadi bahan evaluasi, terutama ketika dikaitkan dengan potensi gratifikasi dan pengaruh korporasi terhadap arah kebijakan negara.

Halaman:

Tags

Terkini