Isi percakapan itu menyebutkan nominal dana sebesar Rp600 juta, di mana Rp200 juta disebut digunakan untuk agenda penghijauan partai.
Dengan rincian tersebut, diduga kuat Rp400 juta sisanya merupakan bagian dari dana operasional yang telah diserahkan Donny kepada Saeful.
Jaksa pun mengaitkan rangkaian waktu yang cukup berdekatan, yakni pada pukul 18.27 Donny mengabari soal dana Rp400 juta, kemudian pukul 19.00 Hasto mengirimkan pesan mengenai dana Rp600 juta.
Tak lama setelah itu, penyerahan uang kepada Saeful benar-benar terjadi di Megaria.
Menjawab pertanyaan Jaksa mengenai keyakinan dirinya bahwa uang tersebut berasal dari Hasto, Saeful menegaskan bahwa informasi tersebut datang dari Donny, dan sebelumnya juga telah ada komunikasi dari Harun soal dana talangan.
Ia juga menyatakan bahwa setelah menerima dana tersebut, dirinya mengabari Harun Masiku melalui pesan WhatsApp, dan Harun tidak mempermasalahkan asal uang itu, hanya membalas dengan kata "lanjutkan".
Pernyataan Saeful menjadi salah satu penggalan penting dalam proses hukum terhadap Hasto Kristiyanto, yang kini sedang menjalani proses persidangan atas dugaan keterlibatan dalam skandal politik dan korupsi besar.
Pengakuan ini juga menambah sorotan terhadap keberadaan Harun Masiku yang hingga kini belum tertangkap, meskipun telah masuk daftar buronan sejak tahun 2020.
Persidangan diperkirakan akan terus menggali lebih jauh keterlibatan berbagai pihak dalam pusaran kasus yang menyeret nama-nama besar di tubuh partai politik tersebut.
KPK sendiri menyatakan akan terus mendalami bukti-bukti dan komunikasi antar pihak yang muncul dalam persidangan, termasuk mengkonfirmasi lebih lanjut peran dan aliran dana yang disebut berasal dari Hasto.
Dengan berbagai temuan baru di persidangan ini, publik kembali menaruh harapan agar proses hukum dijalankan secara tuntas dan transparan, demi menegakkan keadilan dalam kasus yang telah mencoreng wajah demokrasi.***