HUKAMANEWS - Hasan Nasbi resmi mengajukan pengunduran diri dari jabatan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) kepada Presiden Prabowo Subianto.
Surat tersebut disampaikan sejak 21 April 2025 melalui Menteri Sekretaris Negara dan Sekretaris Kabinet.
Meski surat itu sudah diterima, hingga saat ini Presiden Prabowo masih mempelajarinya dan belum memberikan tanda tangan persetujuan.
Keputusan Hasan mundur pun langsung memancing berbagai spekulasi, terutama terkait dinamika internal di lingkaran Istana.
Baca Juga: KPPU Siap Gelar Sidang Dugaan Kartel 97 Layanan Pinjol, Ada Indikasi Permainan Bunga
Publik bertanya-tanya, apa sebenarnya yang menjadi alasan utama di balik langkah Hasan meninggalkan posisi strategis ini.
Kondisi ini juga membuka wacana lebih luas tentang tantangan serius dalam komunikasi pemerintah ke depan.
Hasan Nasbi sebelumnya menjabat sebagai Kepala PCO sejak 19 Agustus 2024, menggantikan peran tradisional juru bicara presiden.
PCO sendiri dibentuk sebagai lembaga setingkat kabinet untuk mengoordinasikan penyampaian pesan-pesan resmi dari Presiden Prabowo.
Berbekal pengalaman panjang sebagai konsultan politik dan juru bicara tim kampanye Prabowo-Gibran, Hasan dinilai memiliki kapasitas kuat dalam bidang komunikasi politik.
Namun, beberapa sumber menyebutkan, keputusan Hasan untuk mundur tidak terlepas dari teguran Presiden Prabowo beberapa waktu lalu.
Presiden dikabarkan menginginkan pola komunikasi pemerintah yang lebih empatik dan lebih peka terhadap dinamika publik.
Gaya komunikasi Hasan, yang dianggap kurang sensitif dalam beberapa kesempatan, disebut menjadi salah satu pemicu munculnya ketegangan.
Presiden Prabowo, sejak awal masa pemerintahannya, memang menekankan pentingnya komunikasi yang tidak hanya efektif, tetapi juga membangun rasa kedekatan dengan rakyat.