Oleh karena itu, ketegasan beliau dalam menilai performa komunikasi pejabat di lingkaran Istana menjadi hal yang tak bisa diabaikan.
Mundurnya Hasan memunculkan pertanyaan besar tentang siapa sosok yang layak menggantikan posisinya.
Pengganti Hasan di PCO tidak hanya dituntut memiliki akses langsung ke Presiden, tetapi juga harus memahami karakter kepemimpinan Prabowo dengan sangat baik.
Selain itu, kemampuan dalam mengelola hubungan media, membaca dinamika opini publik, dan menguasai lanskap media sosial menjadi kriteria yang tak bisa ditawar.
Hingga kini, belum ada nama resmi yang beredar sebagai calon Kepala PCO baru.
Baca Juga: Kronologi Lengkap Kecelakaan Maut Mobil Travel Bandung-Cirebon di Tol Cisumdawu, 3 Orang Tewas
Meski demikian, aktivitas di kantor PCO tetap berjalan normal, menandakan bahwa roda komunikasi kepresidenan tetap dijaga agar tidak terganggu.
Beberapa pengamat menilai, momen pergantian ini bisa menjadi peluang untuk memperkuat sistem komunikasi nasional yang lebih terstruktur dan proaktif.
Tidak hanya sekadar mengganti sosok, reformasi komunikasi pemerintah dinilai perlu melibatkan pendekatan baru yang lebih adaptif terhadap perubahan zaman.
Publik kini menanti langkah Presiden Prabowo, apakah beliau akan memilih figur baru yang mampu menjawab ekspektasi tersebut.
Apalagi, dalam era digital yang sangat cepat ini, citra dan komunikasi pemerintah menjadi faktor vital dalam menjaga kepercayaan masyarakat.
Baca Juga: Di Balik Mundurnya Hasan Nasbi dari PCO, Ada Alasan yang Bikin Presiden Prabowo Belum Teken Suratnya
Keputusan Presiden untuk menentukan Kepala PCO berikutnya akan menjadi sinyal penting tentang arah komunikasi politik nasional ke depan.
Semua pihak tentu berharap, siapapun yang terpilih nantinya, mampu membawa semangat baru dalam menyampaikan pesan-pesan negara secara lebih dekat, jernih, dan membangun.
Perkembangan selanjutnya terkait pengunduran diri Hasan Nasbi dan pengisian posisi Kepala PCO akan terus menjadi perhatian publik.
Artikel Terkait
Sabu Senilai 22 Miliar Rupiah Dari Timur Tengah Masuk Lewat Surabaya
Akibat Supir Travel Ngantuk, Diduga Jadi Penyebab Tewasnya Tiga Orang di Ruas Tol Cisumdawu, Kabupaten Sumedang
Ini Alasan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Mulai Syaratkan Vasektomi untuk Bisa Terima Bantuan Sosial
Dedi Mulyadi Wacanakan KB Vasektomi Wajib bagi Penerima Bansos: Berhenti Bikin Anak Kalau Tak Sanggup
Mahfud MD Sebut Demokrasi Terlalu Bebas, Anak Kecil Hingga Hina Try Sutrisno!