Memasuki periode kedua SBY, Dino sempat melanjutkan perannya sebelum akhirnya digantikan oleh Julian Aldrin Pasha.
Selanjutnya di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Johan Budi Sapto Pribowo menjadi juru bicara pada periode pertama, yakni dari Januari 2016 hingga September 2019.
Kemudian di periode kedua, giliran Fadjroel Rachman yang diangkat sebagai jubir sejak Oktober 2019 hingga Agustus 2021.
Namun setelah Fadjroel mundur, Jokowi sempat tidak menunjuk jubir hingga akhirnya membentuk Kantor Komunikasi Kepresidenan pada 19 Agustus 2024, yang dipimpin oleh Hasan Nasbi.
Menariknya, Hasan Nasbi yang sebelumnya dikenal sebagai sosok di balik strategi komunikasi politik era Jokowi, akhirnya dipercaya melanjutkan peran tersebut di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto.
Sayangnya, masa tugasnya terbilang singkat, hanya sekitar enam bulan, sebelum akhirnya ia menyatakan mundur secara resmi pada 29 April 2025.
Kendati Hasan mundur, Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) tetap beroperasi seperti biasa di bawah koordinasi internal Istana.
Sementara itu, Prasetyo Hadi kini memegang peran ganda sebagai Menteri Sekretaris Negara sekaligus juru bicara presiden.
Baca Juga: Sabu Senilai 22 Miliar Rupiah Dari Timur Tengah Masuk Lewat Surabaya
Penunjukan Prasetyo bisa dipandang sebagai langkah strategis Prabowo untuk merampingkan komunikasi pemerintah yang dinilai kurang efektif pada masa awal kepemimpinannya.
Dengan melihat perjalanan panjang para jubir presiden dari masa ke masa, dapat disimpulkan bahwa peran ini terus bertransformasi mengikuti gaya komunikasi masing-masing presiden.
Mulai dari pendekatan personal ala Gus Dur, hingga strategi profesional yang dikembangkan era SBY dan Jokowi.
Kini, di era Prabowo, publik akan menanti seperti apa gaya komunikasi yang akan dibawa oleh Prasetyo Hadi sebagai juru bicara resmi Presiden RI.
Apakah kamu juga penasaran arah komunikasi politik pemerintah ke depan?***