Kebijakan Baru dengan Visa Lebih Fleksibel, Mahasiswa Bisa Bekerja
Untuk mendorong masuknya tenaga kerja internasional, pemerintah Hong Kong telah meluncurkan beberapa kebijakan yang lebih progresif sejak awal 2025.
Salah satunya adalah perluasan hak kerja untuk mahasiswa internasional.
Mahasiswa non-lokal yang sedang menempuh pendidikan S1 penuh waktu kini diperbolehkan kerja paruh waktu tanpa batasan jam.
Kebijakan ini jadi sinyal bahwa pemerintah ingin mempertahankan talenta yang sudah ada di dalam negeri setelah lulus.
Selain itu, program Greater Bay Area Youth Employment Scheme juga diperpanjang sampai akhir 2026.
Program ini memungkinkan lulusan dari kampus di wilayah Greater Bay untuk bekerja secara lokal di Hong Kong, memperkuat konektivitas regional.
Ada juga skema baru bagi investor, yang memungkinkan mereka mendapatkan residensi jika menanam modal minimal HK$30 juta di aset yang ditentukan.
Dan buat warga tetap non-Tionghoa di Hong Kong dan Makau, mulai Februari 2025 mereka bisa mengajukan izin tinggal sampai 90 hari per kunjungan ke daratan Tiongkok.
Profesi yang Dibutuhkan dan Gaji Rata-Ratanya
Pemerintah Hong Kong juga memperbarui Talents List, yang sekarang memuat 60 profesi prioritas dengan proses visa yang lebih cepat.
Baca Juga: Rupiah Melemah Lagi, Kurs Dolar Tembus Rp16.745 Hari Ini, Apa Dampaknya bagi Ekonomi dan Masyarakat?
Beberapa skema visa unggulan seperti Quality Migrant Admission Scheme (QMAS), General Employment Policy (GEP), dan Admission Scheme for Mainland Talents and Professionals (ASMTP) makin difokuskan untuk menarik talenta global.
Daftar profesi yang kini dicari meliputi: