“Harapan saya, tugas wajib guru bisa dikembalikan menjadi 18 jam per minggu agar lebih fokus memberikan pembelajaran berkualitas,” harapnya.
Sementara itu, Ema Siloni, seorang guru asal Sorong, Papua Barat Daya, merasa bangga bisa hadir langsung di acara tersebut.
Ia memuji langkah Prabowo yang dianggap sangat berpihak pada para pendidik.
“Bener-bener luar biasa, ini kebijakan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya,” katanya penuh semangat.
Ema juga merasa tersentuh dengan perhatian Prabowo terhadap profesi guru yang sering kali diabaikan.
“Sayangnya, kami duduk di tengah sehingga tidak bisa berinteraksi langsung dengan beliau, tetapi tetap terasa luar biasa,” tambahnya.
Para guru pun berharap kebijakan ini menjadi awal perubahan besar bagi dunia pendidikan Indonesia.
Dengan peningkatan kesejahteraan, para guru yakin bisa mencetak generasi yang lebih cerdas dan berkualitas.
“Indonesia hebat ada di pundak kami, para guru,” tegas Witentireli di akhir pernyataannya.
Keputusan Prabowo ini dianggap sebagai angin segar untuk dunia pendidikan yang sudah lama mendambakan perhatian lebih.
Akankah kebijakan ini menjadi awal perubahan besar bagi pendidikan Indonesia? Kita tunggu langkah selanjutnya!***