HUKAMANEWS - Kasus kematian tragis mahasiswi berinisial E (18) dari Universitas Tarumanegara (Untar) mengejutkan publik.
Banyak spekulasi beredar, termasuk dugaan bullying yang mungkin jadi pemicunya. Namun, pihak kampus langsung angkat suara untuk meluruskan berbagai kabar simpang siur yang beredar.
Mereka tegas menepis tuduhan adanya perundungan yang melibatkan E sebelum ia memutuskan mengakhiri hidup dengan cara yang tragis. Tapi, apakah semuanya benar-benar sesederhana itu?
Baca Juga: 7 HP 3 Jutaan Terbaik 2024 yang Bikin Dompet Aman Tapi Tetap Mewah!
Kepala Kantor Humas Untar, Paula T Anggarina, dengan tegas menyatakan bahwa dugaan bullying terhadap E adalah tidak berdasar.
Menurut Paula, kampus telah memastikan bahwa tidak ada lagi kegiatan Ospek (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus) yang sering kali dikaitkan dengan tindakan perundungan.
"Di tempat kami sudah tidak ada lagi Ospek. Semua kegiatan yang ada sekarang lebih kepada pengenalan kampus dan materi-materi terkait bela negara, kesehatan mental, dan lainnya. Jadi, nggak ada yang namanya bullying," tegas Paula.
Paula menambahkan, kampus juga sudah melakukan komunikasi internal dengan fakultas tempat almarhumah E menempuh studi, dan hasilnya sama: tidak ada indikasi perundungan.
Tapi, bukankah kampus besar seperti Untar biasanya punya dinamika sosial yang rumit?
Meski pihak kampus meyakinkan tidak ada bullying, banyak orang mungkin masih skeptis.
Apalagi, dalam beberapa kasus, bullying sering kali terjadi di bawah permukaan, tanpa terdeteksi oleh pihak berwenang atau kampus.
Satu hal yang perlu diluruskan juga adalah kabar yang menyebutkan bahwa E bunuh diri karena masalah skripsi.
Tunggu dulu, ternyata, E adalah mahasiswa baru angkatan 2024 yang bahkan belum sampai pada tahap menyusun skripsi.