Dosen Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Erick Ardiyanto, punya pandangan yang nggak kalah kritis.
Menurutnya, meskipun ketiga calon sibuk menarik perhatian, yang dibutuhkan masyarakat adalah keterbukaan informasi tentang solusi nyata. Bukan cuma basa-basi atau janji manis, tapi penjelasan konkret yang transparan.
"Publik perlu tahu apa rencana konkret yang dibawa oleh para calon. Bukan sekadar popularitas atau gimmick, tapi visi yang jelas dan terukur," tegas Erik.
Apa gunanya punya calon pemimpin kalau mereka hanya sibuk jadi artis dadakan tanpa program nyata? Di sinilah, menurut Erik, keterbukaan informasi menjadi kunci.
Tanpa visi dan rencana yang gamblang, pemilih bakal kesulitan menentukan pilihan. Ujung-ujungnya, masyarakat hanya akan tertarik dengan gimmick tanpa memahami esensi dari program kerja para calon.
Satu hal yang patut diapresiasi, menurut Erik, adalah pentingnya menggunakan berbagai platform untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat.
Baca Juga: Mantan Sekjen Kemendagri Dipanggil KPK, Skandal e-KTP Kembali Memanas!
Sayangnya, sejauh ini, para calon belum terlalu memanfaatkan peluang ini. Forum debat terbuka, sesi tanya jawab, dan diskusi langsung dengan warga bisa jadi arena yang efektif untuk menunjukkan siapa yang benar-benar punya solusi konkret.
Dalam konteks ini, isu-isu seperti kemacetan, perumahan yang layak, serta perubahan iklim menjadi fokus utama yang harus dijawab oleh para calon gubernur.
Tapi, gimana caranya calon pemimpin kita bisa tahu apa yang masyarakat butuhkan kalau mereka lebih sibuk main gimmick daripada mendengarkan aspirasi?
"Masyarakat Jakarta berhak mendapat pemimpin yang serius menangani isu seperti ini, bukan cuma calon yang sibuk jadi selebriti dadakan di media sosial," tambah Erik.
Tak bisa dipungkiri, Jakarta punya banyak permasalahan yang mendesak. Mulai dari kemacetan yang makin parah, krisis air bersih yang tak kunjung usai, hingga kurangnya ruang terbuka hijau yang bikin Jakarta makin ‘sesak’.
Ditambah lagi, kebijakan inklusif bagi kaum disabilitas masih minim dibicarakan oleh calon-calon lainnya, kecuali Pramono-Rano yang setidaknya sudah mulai menggarap hal ini.